Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benteng Stelsel, Taktik Belanda untuk Kalahkan Pangeran Diponegoro

Kompas.com - 06/07/2021, 12:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Kemdikbud

KOMPAS.com - Benteng Stelsel adalah taktik yang dibuat oleh Belanda untuk mempersempit daerah lawan dengan cara membangun benteng di setap sudut kota yang telah mereka kuasai.

Orang yang menciptakan strategi Benteng Stelsel adalah Jenderal de Kock.

Taktik ini pertama kali diusulkan oleh Jenderal de Kock pada 1827, ketika Belanda kerepotan dalam menghadapi serangan pasukan Pangeran Diponegoro.

Penyebab dicetuskannya Benteng Stelsel

Perang Diponegoro atau Perang Jawa adalah pertempuran besar antara penjajah Belanda dengan pasukan Indonesia yang dipimpin oleh Pasukan Diponegoro.

Salah satu peristiwa yang menjadi sebab berkobarnya pertempuran ini adalah pemasangan patok tanpa izin oleh Belanda untuk pembangunan jalan yang melintasi tanah dan makam leluhur Pangeran Diponegoro di Tegalrejo.

Pangeran Diponegoro kemudian mengobarkan perlawanan pada 1825 di Tegalrejo yang kemudian meluas ke berbagai daerah, seperti Yogyakarta, Surakarta, Kedu, Banyumas, Pekalongan, Semarang, Rembang, dan Jawa Timur.

Siasat gerilya yang dipilih Pangeran Diponegoro ternyata berhasil merepotkan pertahanan Beanda.

Untuk mematahkan dominasi Pangeran Diponegoro, pada 1827 Jenderal de Kock menerapkan siasat Benten Stelsel.

Baca juga: Perang Tujuh Tahun: Latar Belakang dan Dampaknya

Tujuan Benteng Stelsel

Taktik Benteng Stelsel dilakukan dengan cara membuat benteng-benteng di berbagai tempat dan menghubungkannya dengan jalan yang bagus.

Saat sebuah benteng diserang, maka pasukan dan peralatan perang dari benteng lain di dekatnya akan dapat segera membantu.

Tujuan taktik ini adalah untuk mempersempit ruang gerak musuh agar kesulitan untuk melarikan diri.

Untuk melawan pasukan Diponegoro, Belanda membangun benteng di beberapa wilayah di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Strategi ini terbukti cukup efektif dan perlawanan pasukan Diponegoro mulai dapat dikendalikan.

Bahkan kedudukan Pangeran Diponegoro mulai terdesak dan melemah.

Belanda juga menerapkan strategi Benteng Stelsel ketika menghadapi perlawanan rakyat Minang dalam Perang Padri.

Benteng Fort de Kock di Bukit tinggi dan Benteng Fort van der Cappelen merupakan dua benteng pertahanannya.

Dengan siasat ini, Belanda berhasil menang, ditandai dengan jatuhnya benteng pertahanan terakhir Padri di Bonjol pada 1837.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com