Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raden Eddy Martadinata: Kiprah, Perjuangan, dan Karier Militer

Kompas.com - 22/06/2021, 09:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Kiprah

Pada 5 Oktober 1945, lahirlah Tentara Keamanan Rakyat (TKR). 

Organisasi BKR-Laut pun otomatis tergabung menjadi TKR-Laut. 

Oleh karena Markas Besar Umum (MBU) di Jakarta sudah tidak aman, maka MBU dipindah ke Yogyakarta. 

R.E. Martadinata pun turut dipindahkan ke sana untuk membantu pimpinan MBU TKR-Laut. 

Nama TKR-Laut pun berubah menjadi Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) pada 25 Januari 1946. 

Ketika terjadi kericuhan di dalam ALRI, karena adanya dua pimpinan, yaitu antara MBU di Yogya dan MBU di Malang, Eddy mengajak untuk diadakan musyawarah. 

R.E. Martadinata mengatakan bahwa perjuangan kita adalah untuk membela kepentingan negara dan bangsa, sehingga jauhkan sifat ambisi pribadi.

Pada 1949, setelah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia, Eddy tetap bertahan di Angkatan Laut. 

Ia mengawasi operasi angkatan laut di Sulawesi Selatan pada 1950, saat pemerintah pusat sedang menangani pemberontakan Makassar. 

Tiga tahun kemudian, 1953, Eddy dikirim untuk belajar di Amerika Serikat. 

Sekembalinya ke Indonesia, ia bertugas untuk mengawasi pembelian berbagai kapal untuk angkatan laut. 

Baca juga: Tan Malaka: Masa Muda, Perjuangan, Peran, dan Akhir Hidupnya

Penugasan

Selama berkiprah di Angkatan Laut, penugasan yang pernah diemban oleh R.E. Martadinata adalah sebagai berikut:

  1. Wakil Komandan BKR Laut Jawa Barat - Agustus 1945
  2. Ajudan Kepala Staf Umum TKR Laut - Desember 1945
  3. Kepala Staf Operasi V MBA (Bagian Perencanaan) - Maret 1946
  4. Komandan Pendidikan Latihan Opsir Kalibakung (Tegal,Jawa tengah) - Maret 1947
  5. Wakil Komandan ALRI di Aceh - Desember 1948
  6. Komandan Kapal RI Hang Tuah - Desember 1949
  7. Kepala Staf KDMS, diperbantukan di Staf AL Jakarta, Pj Kepala SO - Agustus 1950
  8. Mengikuti pelayaran ke Belanda dengan Kapal Tjerk Hiddes - Desember 1950
  9. Komandan Kapal RI Gajah Mada - Maret 1951
  10. Perwira SO IV Staf ALRI - Oktober 1952
  11. Kepala Biro Planning Staf ALRI
  12. Kepala Pengawas Pembuatan Kapal di Italia dan Komandan KALITA (Kesatuan Angkatan Laut Italia) - Januari 1959
  13. Perwira Spl pada KASAL - April 1959
  14. Menteri / Panglima Angkatan Laut - Juli 1959
  15. Panglima Operasi III KOTOE - September 1963
  16. Duta Besar Luar Biasa & Berkuasa Penuh RI untuk Republik Pakistan - Februari 1966

Baca juga: Sri Susuhunan Pakubuwono VI: Kehidupan, Penangkapan, dan Akhir Hidupnya

Akhir 

Saat ia kembali ke Indonesia, untuk menyambut hari ulang tahun ABRI ke-21, ia mendampingi tiga tamu Pakistan. 

Mereka adalah Kolonel Laut Maswar bersama istrinya, serta Nyonya Raut, istri dari Deputi I Kepala Staff Angkatan Laut Pakistan. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com