Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasan Basry: Masa Muda, Perjuangan, dan Akhir Hidup

Kompas.com - 21/06/2021, 18:19 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hasan Basry adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia asal Kalimantan Selatan. 

Pada 1961-1963, Basry pernah menjabat sebagai Deputi Wilayah Komando antar daerah Kalimantan dengan pangkat Brigadir Jenderal.

Baca juga: Syarif Kasim II: Masa Muda, Kiprah, dan Perjuangan

Masa Muda

Hasan Basry lahir di Kandangan, Kalimantan Selatan, 17 Juni 1923. 

Sewaktu kecil, ia menyelesaikan pendidikannya di HIS atau sekolah dasar. 

Kemudian, ia lanjut ke pendidikan berbasis Islam di Tsanawiyah al-Wathaniah di Kandangan. 

Lalu, ia melanjutkan sekolahnya di Kweekschool Islam Pondok Modern di Ponorogo, Jawa Timur. 

Setelah lulus, Hasan Basry memulai kariernya sebagai anggota organisasi pemuda Kalimatnan yang berpusat di Surabaya.

Saat itu, Indonesia baru saja merdeka. 

Baca juga: Ilyas Yakub: Kehidupan, Perjuangan, dan Akhir Hidup

Perjuangan

Pada 30 Oktober 1945, Basry berhasil menyusuk pulang ke Kalimantan Selatan dengan menumpang kapal Bintang Tulen, yang berangkat melewati pelabuhan Kalimas Surabaya.

Sesampainya di Banjarmasin, Hasan Basry menemui Abdurrahman Sidik di Pekapuran, guna mengirimkan pamflet dan poster tentang kemerdekaan Indonesia. 

Pada 5 Mei 1946, didirikan Lasykar Syaifullah. 

Program utama dari organisasi ini adalah latihan keprajuritan. Basry pun ditunjuk untuk menjadi pemimpin. 

Pada 24 September 1946, saat acara pasar malam, banyak tokoh dari Lasykar Syaifullah yang ditangkap dan dipenjarakan di Belanda. 

Oleh sebab itu, Basry mengorganisir anggota yang tersisa dan membentuk Benteng Indonesia.

Tanggal 15 November 1946, Letnan Asli Zuchri dan Letnan Muda M. Mursid anggota ALRI Divisi IV yang ada di Mojokerto menghubungi Basry.

Ia diminta untuk mendirikan satu batalyon ALRI Divisi IV di Kalimantan Selatan. 

Basry kemudian mengerahkan pasukan Benteng Indonesia. Mereka berhasil membentuk batalyon tersebut. 

Selanjutnya, setelah perang kemerdekaan, Basry melanjutkan pendidikan agamanya ke Universtias Al Azhar pada 1951 sampai 1953. 

Pada 1956, Basry kembali ke tanah air. Ia dilantik sebagai Komandan Resimen Infanteri 21/Komandan Terirotial VI Kalsel.

Kemudian, pada 1959, ia ditunjuk sebagai Panglima Daerah Militer X Lambung Mangkurat.

Perjuangan Hasan Basry di Kalimantan Selatan selalu mengecoh pertahanan Belanda. 

Puncak keberhasilan perjuangannya adalah memproklamasikan kedudukan Kalimantan sebagai bagian dari Republik Indonesia. 

Proklamasi ini dikenal dengan sebutan Proklamasi 17 Mei 1949 atau Proklamasi Kalimantan.

Baca juga: Hazairin: Masa Muda, Peran, dan Kiprahnya di Bidang Hukum

Akhir Hidup

Pada 15 Juli 1984, Hasan Basry tutup usia, setelah sakit dan dirawat di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.

Jenazahnya dimakamkan di Liang Anggang Banjarbaru Kalimantan Selatan.

Untuk mengenang jasanya, ia pun dianugerahi Pahlawan Kemerdekaan oleh Presiden Republik Indonesia pada 3 November 2001. 

Referensi: 

  • Peranginangin, Marlon. dkk. (2007). Buku Pintar Pahlawan Nasional. Batam: Scientific Press.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com