Ia melibatkan para tokoh Sunda dalam konferensi.
Sikap politik yang ada di dalam Negara Pasundan Republiken adalah yang mendukung Republik Indonesia Serikat dan menolak Indonesia Serikat.
Salah satu tokoh penting dalam perjuangan Negara Pasundan Republiken ini adalah Wiranatakusumah yang kemudian diangkat menjadi Presiden Pasundan.
Wiranatakusumah menjadi sosok figur yang memperjuangkan nasib kaum pegawai bumiputera.
Ia menginginkan agar bupati tidak hanya membirokrasi pemerintah, tetapi juga harus berpolitik untuk kepentingan kaum pribumi.
Saat diadakan konferensi pangreh praja pada 2 September 1945 di Jakarta, Wiranatakusumah menjadi tokoh penting yang berperan.
Ia mendesak pangreh praja untuk mendekati rakyat dan komite-komite nasional untuk menghindari anggapan campur tangan dalam kedudukan mereka.
Kedekatan ini rupanya membawa Wiranatakusumah menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Indonesia pertama.
Gagalnya Kartalegawa dalam mendirikan Negara Pasundan menyadarkan Belanda bahwa ia bukanlah tokoh yang berpengaruh di Pasundan.
Kemudian, Belanda melibatkan semua lapisan masyarakat melalui sebuah konferensi untuk membangun Negara Bagian Pasundan.
Baca juga: Tokoh-tokoh Perjuangan Non-Kooperatif Masa Pendudukan Jepang
Pembicaraan utama dalam konferensi ini adalah perlu atau tidaknya pembentukan Negara Pasundan.
Ada 3 pendapat di dalamnya, yaitu:
Dari konferensi pertama ini belumlah berhasil membentuk Negara Pasundan.
Melibatkan bangsa pribumi, pendatang Cina, Arab, dan orang Belanda.
Konferensi ini bertujuan untuk melaksanakan setiap keputusan yang sudah disepakati dalam konferensi-konferensi sebelumnya, yaitu berdirinya Negara Pasundan.
Referensi: