Selain itu, Sardjito juga turut berkontribusi dalam menciptakan vaksin anti infeksi untuk typus, kolera, disentri, staflokoken, dan streptokoken.
Selain dikenal sebagai seorang dokter dan peneliti, Sardjito juga turut ambil peran pada masa perjuangan Indonesia.
Kala itu, Belanda dan Sekutu masih belum menyerah, mereka terus menyerang beberapa wilayah di Indonesia.
Demi menyelamatkan aset pendidikan dari pertempuran ini, Sardjito pun menyelundupkan buku-buku dari Institut Pasteur ke Klaten dan Solo.
Pada 1949, Sardjito diangkat menjadi Rektor Universiteit Negeri Gadjah Mada.
Baca juga: Teuku Nyak Arif: Kehidupan, Kiprah, Perjuangan, dan Akhir Hidupnya
Sardjito wafat pada 5 Mei 1970.
Atas jasanya, pada 8 November 2019, Sardjito dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo.
Namanya juga dijadikan sebagai nama rumah sakit di Yogyakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.