Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Nama Jakarta

Kompas.com - 22/05/2021, 13:57 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Kemdikbud

KOMPAS.com - Jakarta adalah ibu kota negara sekaligus kota terbesar di Indonesia.

Wilayah yang sekarang dinamakan Jakarta mempunyai riwayat yang sangat panjang.

Bahkan sebelum menggunakan nama Jakarta, ibu kota Indonesia sempat beberapa kali mengalami perubahan nama.

Nama Jakarta pertama kali digunakan pada 1942, pada masa pendudukan Jepang di Indonesia.

Kendati demikian, eksistensinya telah ada sejak abad ke-5, ketika masa kekuasaan Kerajaan Tarumanegara.

Berikut ini sejarah perubahan nama ibu kota Indonesia sebelum akhirnya menggunakan nama Jakarta.

Baca juga: Kerajaan Tarumanegara: Raja-raja, Puncak Kejayaan, dan Peninggalan

Sunda Kelapa (397-1527)

Jakarta pertama kali dikenal sebagai salah satu pelabuhan Kerajaan Sunda yang bernama Sunda Kalapa.

Menurut sumber Portugis, Sunda Kalapa adalah pelabuhan terpenting bagi Kerajaan Sunda.

Kerajaan Sunda sendiri adalah kelanjutan Kerajaan Tarumanegara, sehingga pelabuhan ini diduga telah ada sejak abad ke-5.

Sunda Kalapa sebagai kota pelabuhan kemudian berkembang menjadi kota pusat perdagangan, terutama dengan orang-orang asing.

Hal inilah yang memikat pemimpin-pemimpin Portugis yang berpangkal di Malaka untuk mendirikan benteng di Sunda Kalapa.

Kendati izin telah didapatkan, pada 1527 Sunda Kalapa telah direbut oleh Fatahillah, menantu Sultan Demak.

Dengan kemenangan itu, nama Sunda Kalapa kemudian diganti menjadi Jayakarta.

Baca juga: Perlawanan Terhadap VOC di Maluku, Makassar, Mataram, dan Banten

Jayakarta (1527-1619)

Perubahan nama menjadi Jayakarta diperkirakan terjadi pada 22 Juni 1527.

Tanggal inilah yang kemudian dipilih dan diperingati setiap tahunnya sebagai hari jadi Jakarta.

Oleh orang-orang Eropa, Jayakarta lebih dikenal sebagai Jacatra.

Bersama-sama dengan Banten, Jayakarta berkembang sebagai kota perdagangan.

Pada 1602, Belanda membentuk serikat dagang yang dinamakan VOC.

Permusuhan dengan Banten menyebabkan VOC memindahkan kantornya ke Jayakarta pada 1619.

Batavia (1619-1942)

VOC telah berhasil merebut Kota Jayakarta pada tahun 1619 dan mengubah namanya menjadi Batavia.

Sementara benteng Belanda di Jakarta yang disebut Benteng Jacatra, kemudian diganti menjadi Kasteel Batavia.

Seiring berjalannya waktu, Kota Batavia diperluas dan fasilitasnya senantiasa bertambah.

Dalam sejarahnya, nama Batavia mempunyai masa hidup yang sangat lama, yaitu hingga tiga abad lebih (1619-1942).

Baca juga: Pengembalian Hindia Belanda dari Inggris (1816)

Djakarta (1942-1945)

Pendudukan Jepang di Indonesia dimulai pada 1942 dan sejalan dengan kebijakan de-Nederlandisasi, nama Batavia diganti dengan Djakarta atau nama lengkapnya Djakarta Tokubetsu Shi.

Jakarta (1945-sekarang)

Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, nama Jakarta tetap dipakai dengan meninggalkan nama Jepangnya.

Pada 1959, status Kota Jakarta mengalami perubahan dari kotapraja menjadi daerah tingkat satu yang dipimpin oleh gubernur.

Kemudian pada 1961, statusnya diubah menjadi Daerah Khusus Ibukota (DKI).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com