Kota itu diberi nama Sundapura, cikal-bakal kata "Sunda" sekarang.
Maharaja Purnawarman adalah raja yang gagah berani, bijaksana, dan sangat memerhatikan kehidupan rakyatnya.
Pada masa pemerintahannya, dilakukan penggalian Sungai Gomati sepanjang 12 km, untuk menghindari bencana alam seperti banjir ataupun kekeringan yang pada musim kemarau.
Perekonomian di kerajaan ini juga maju, dibuktikan dengan raja yang memberikan sedekah 1.000 ekor sapi kepada para Brahmana.
Penduduknya hidup dengan cara bertani dan sistem pemerintahannya pun sudah teratur.
Di bawah kekuasaannya pula, ada 48 kerajaan daerah yang dikuasai Tarumanegara.
Wilayahnya meliputi hampir seluruh Jawa Barat, mulai dari Banten, Jakarta, Bogor, dan Cirebon.
Selain itu, Kerajaan Tarumanegara telah menjalin hubungan diplomatik dengan Cina.
Dengan adanya hubungan diplomatik tersebut berarti juga terjalin hubungan perdagangan dan pelayaran antara Tarumanegara dan Cina.
Baca juga: Raja-Raja Kerajaan Pajajaran
Pada 669 masehi, Raja Linggawarman yang baru berkuasa selama tiga tahun wafat.
Takhta kerajaan secara otomatis jatuh ke tangan menantunya, Tarusbawa.
Pergantian kekuasaan ini menandai berakhirnya Kerajaan Tarumanegara karena Tarusbawa lebih menginginkan untuk kembali ke kerajaannya sendiri, yaitu Sunda, yang sebelumnya berada di bawah kekuasaan Tarumanegara.
Atas pengalihan kekuasaan ke Kerajaan Sunda ini, Kerajaan Galuh tidak sepakat dan memutuskan untuk memisahkan diri.
Dengan begitu, wilayah bekas Kerajaan Tarumanegara kemudian dibagi menjadi dua, yaitu Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh dengan Sungai Citarum sebagai pembatasnya.
Peninggalan sekaligus sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara cukup banyak dan bervariasi.