Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jong Sumatranen Bond: Latar Belakang, Pertentangan, dan Tokoh

Kompas.com - 04/05/2021, 18:32 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jong Sumatranen Bond merupakan organisasi yang didirikan oleh pemuda Sumatera di Jakarta pada 2 Desember 1917 di Gedung STOVIA. 

Tujuan dari Jong Sumatranen Bond ini adalah untuk memperkokoh hubungan ikatan di antara murid-murid yang berasal dari Sumatera. 

Mereka menanam keyakinan bahwa kelak mereka akan menjadi pemimpin, dan juga ikut membangun perhatian dan mempelajari kebudayaan Sumatera. 

Baca juga: PKI: Asal-usul, Pemilu, Pemberontakan, Tokoh, dan Pembubaran

Latar Belakang 

Jong Sumatranen Bond (JSB) didirikan oleh para pemuda Sumatera yang bertujuan untuk menanamkan kepedulian terhadap kebudayaan Sumatera dan memperkokoh hubungan murid Sumatera.

Organisasi ini muncul sebagai bentuk kesadaran diri kalangan para pelajar Jakarta yang berasal dari Sumatera akan pentingnya organisasi. 

Keinginan untuk membentuk organisasi sendiri ini muncul setelah adanya Jong Java, sehingga mereka tergerak untuk mendirikan organisasi pemuda Sumatera. 

Baca juga: Sejarah Perumusan Pancasila: Pembentukan BPUPKI

Pertentangan

Awal mula JSB dibentuk, organisasi ini banyak diragukan, salah satunya oleh redaktur surat kabar Tjaja Sumatra, Said Ali.

Ia mengatakan bahwa Sumatra masih belum matang untuk sebuah politik dan umum. 

Namun, kritik tersebut tidak dihiraukan oleh para pemuda Sumatera. Mereka tetap mendirikan perkumpulan mereka sendiri, JSB. 

Selain Said Ali, para kaum tua di Minangkabau juga menentang pergerakan JSB ini, mereka menganggap gerakan JSB akan menjadi ancaman bagi adat Minang. 

Meskipun menerima beberapa pertentangan, JSB ternyata diterima oleh para pemuda Sumatera yang ada di kota-kota lain. 

Organisasi ini awalnya beranggotakan 150 orang dan satu tahun kemudian meningkat menjadi 500 orang. 

Selain di Jakarta, JSB juga membuka cabang di Padang dan Bukittinggi. 

Baca juga: ASEAN: Tokoh, Prinsip, dan Anggota

Surat Kabar Jong Sumatra 

Jong Sumatra pertama kali terbit di bulan Januari 1918 dengan jargon Organ van Den Jong Sumatranen Bond. 

Dalam surat kabar ini, bahasa Belanda menjadi bahasa mayoritas yang digunakan, meskipun ada juga artikel yang menggunakan bahasa Melayu. 

Awalnya, dewan redaksi Jong Sumatra juga menjadi pengurus JSB, yaitu Tengkoe Mansur (ketua), A. Munir Nasution (wakil ketua), Moh. Anas (sekretaris I), Amir (sekretaris II), dan Marzoeki (bendahara). 

Sumatera sendiri memang dikenal banyak menghasilkan jago-jago pergerakan. 

Banyak juga di antaranya yang mengawali karier organisasinya melalui JSB, seperti Mohammad Hatta dan Mohammad Yamin. 

Hatta menjadi bendahara JSB di Padang pada 1916-1918, kemudian menjadi pengurus JSB Batavia pada 1919 dan mulai mengelola JSB pada 1920 sampai 1921. 

Mohammad Yamin sendiri juga merupakan salah satu putra Sumatera yang paling didambakan. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com