KOMPAS.com - Jong Sumatranen Bond merupakan organisasi yang didirikan oleh pemuda Sumatera di Jakarta pada 2 Desember 1917 di Gedung STOVIA.
Tujuan dari Jong Sumatranen Bond ini adalah untuk memperkokoh hubungan ikatan di antara murid-murid yang berasal dari Sumatera.
Mereka menanam keyakinan bahwa kelak mereka akan menjadi pemimpin, dan juga ikut membangun perhatian dan mempelajari kebudayaan Sumatera.
Baca juga: PKI: Asal-usul, Pemilu, Pemberontakan, Tokoh, dan Pembubaran
Jong Sumatranen Bond (JSB) didirikan oleh para pemuda Sumatera yang bertujuan untuk menanamkan kepedulian terhadap kebudayaan Sumatera dan memperkokoh hubungan murid Sumatera.
Organisasi ini muncul sebagai bentuk kesadaran diri kalangan para pelajar Jakarta yang berasal dari Sumatera akan pentingnya organisasi.
Keinginan untuk membentuk organisasi sendiri ini muncul setelah adanya Jong Java, sehingga mereka tergerak untuk mendirikan organisasi pemuda Sumatera.
Baca juga: Sejarah Perumusan Pancasila: Pembentukan BPUPKI
Awal mula JSB dibentuk, organisasi ini banyak diragukan, salah satunya oleh redaktur surat kabar Tjaja Sumatra, Said Ali.
Ia mengatakan bahwa Sumatra masih belum matang untuk sebuah politik dan umum.
Namun, kritik tersebut tidak dihiraukan oleh para pemuda Sumatera. Mereka tetap mendirikan perkumpulan mereka sendiri, JSB.
Selain Said Ali, para kaum tua di Minangkabau juga menentang pergerakan JSB ini, mereka menganggap gerakan JSB akan menjadi ancaman bagi adat Minang.
Meskipun menerima beberapa pertentangan, JSB ternyata diterima oleh para pemuda Sumatera yang ada di kota-kota lain.
Organisasi ini awalnya beranggotakan 150 orang dan satu tahun kemudian meningkat menjadi 500 orang.
Selain di Jakarta, JSB juga membuka cabang di Padang dan Bukittinggi.
Baca juga: ASEAN: Tokoh, Prinsip, dan Anggota
Jong Sumatra pertama kali terbit di bulan Januari 1918 dengan jargon Organ van Den Jong Sumatranen Bond.
Dalam surat kabar ini, bahasa Belanda menjadi bahasa mayoritas yang digunakan, meskipun ada juga artikel yang menggunakan bahasa Melayu.
Awalnya, dewan redaksi Jong Sumatra juga menjadi pengurus JSB, yaitu Tengkoe Mansur (ketua), A. Munir Nasution (wakil ketua), Moh. Anas (sekretaris I), Amir (sekretaris II), dan Marzoeki (bendahara).
Sumatera sendiri memang dikenal banyak menghasilkan jago-jago pergerakan.
Banyak juga di antaranya yang mengawali karier organisasinya melalui JSB, seperti Mohammad Hatta dan Mohammad Yamin.
Hatta menjadi bendahara JSB di Padang pada 1916-1918, kemudian menjadi pengurus JSB Batavia pada 1919 dan mulai mengelola JSB pada 1920 sampai 1921.
Mohammad Yamin sendiri juga merupakan salah satu putra Sumatera yang paling didambakan.
Karya-karya esai ataupun sajak yang ia buat sempat memuncaki Jong Sumatra.
Ia memimpin JSB pada 1926-1928 dan dengan aktif mendorong pemikiran mengenai pentingnya menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Baca juga: Daftar Lagu Daerah di Indonesia
Jong Sumatranen Bond namanja dia
Oenotek pemoeda anak Sumatra
N ama terkenal soedahlah njata
G oenanja dia djangan dikata
S umatra koenoen namanja beban
U ntoek dibawa kepadang kemadjoean
M enjerang soengai serta laoetan
A ir jang dangkal mendjadi aroengan
T ali persekoetoean soedan terentang
R otan pengikat bertambah tegang
A lamat Sumatra berhati girang
N ama jang baik disebut orang
E lok toedjoean djangan dikira
N iat chianat hilang belaka
B oeh pikiran satoe semoea
O moemlah soedah tjita-tjita
N iat ditoedjoe bersama-sama
D emikianlah maksoed setia Sumatra
Baca juga: Baju Adat Nggembe, Sulawesi Tengah
Adnan Kapau Gani atau yang disingkat A.K. Gani adalah seorang dokter, politisi, dan tokoh militer Indonesia.
Ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri pada Kabinet Amir Sjafruddin I dan Kabinet Amir Sjafruddin II.
Bahder Djohan sempat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada Kabinet Natsir dan Kabinet Wilopo.
Pada 1918, ia dilantik menjadi sekretaris Jong Sumatranen Bond cabang Padang.
Kemudian pada 1922, ia diangkat menjadi ketua umum JSB.
Mohammad Amir merupakan seorang politikus yang pernah menjabat sebagai Menteri Negara pada Kabinet Presidensial tahun 1945.
Ia juga menjadi Wakil Gubernur Sumatera pada Desember 1945 mendampingi Teuku Mohammad Hasan.
Pada 26 Januari 1919, ia tergabung dalam organisasi JSB dan terpilih menjadi wakil pengurus mendampingi Teuku Mansur, sang ketua.
Setahun kemudian, ie terpilih menjadi ketua JSB menggantikan Mansur yang telah lulus dari STOVIA.
Mohammad Hatta mengawali karier organisasinya di JSB cabang Padang tahun 1916-1918.
Ia menjadi pengurus JSB Batavia pada 1919 dan mengurusi surat kabar Jong Sumatra sejak 1920 sampai 1921.
Mohammad Yamin sempat menyalurkan karya-karya esai dan sajaknya dalam surat kabar Jong Sumatra.
Ia juga memimpin JSB pada 1926 sampai 1928.
Moh. Yamin juga menjadi penggerak yang mendorong digunakannya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Sutan Takdir Alisjahbana adalah seorang budayawan, sastrawan, dan ahli tata bahasa Indonesia.
Ia juga menjadi salah satu pendiri Universitas Nasional Jakarta.
Tengku Mansur merupakan tokoh pendiri dan ketua dari Jong Sumatranen Bond (1917-1919).
Pada bulan November 1947, Tengku Mansur diangkat menjadi Wali Negara Sumatra Timur.
Namanya pun diabadikan sebagai nama jalan di Medan dan nama rumah sakit umum di Tanjungbalai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.