Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenderal Soedirman: Masa Kecil, Pendidikan, dan Perjuangannya

Kompas.com - 27/04/2021, 19:09 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Selama Soedirman mengajar di sekolah dasar Muhammadiyah tersebut, ia masih giat sebagai anggota Kelompok Pemuda Muhammadiyah.

Ia berperan menjadi negosiator dan mediator yang lugas dan mampu memecahkan setiap masalah yang terjadi di dalam organisasi tersebut. 

Soedirman juga aktif dalam kegiatan penggalangan dana, baik untuk kepentingan sekolah ataupun untuk kepentingan pembangunan lainnya. 

Baca juga: Sejarah Berdirinya Kerajaan Kediri

Masa Pendudukan Jepang 

Ketika Perang Dunia II mencapai puncaknya di Eropa, Jepang berupaya untuk menginvasi Hindia atau Indonesia. 

Serangan tersebut berdampak pada sekolah tempat Soedirman mengajar, di mana ia harus menutup sekolahan tersebut, karena dialuhfungsikan menjadi pos militer. 

Soedirman yang menjadi sosok terpandang di masyarakat, diminta untuk memimpin tim di Cilacap dalam menghadapi serangan dari Jepang. 

Beliau berusaha meyakinkan Jepang untuk membuka kembali sekolahnya dan ia berhasil. 

Pada awal 1944, Soedirman diminta untuk bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA), kelompok militer bentukan Jepang dan menjadi komandan.  

Jepang sendiri mendirikan PETA pada Oktober 1943 guna membantu menghalau invasi dari Sekutu. 

Selama Soedirman menjabat sebagai komandan PETA, semuanya berjalan dengan sangat baik, sampai akhirnya pada 21 April 1945, tentara PETA di bawah komando Kusaeri mulai melancarkan pemberontakan terhadap Jepang. 

Mengetahui hal ini, Soedirman pun diminta untuk menghentikan pemberontakan tersebut, ia bersama pasukannnya mulai mencari para pemberontak. 

Selama proses pencarian, anak buah Kusaeri rupanya telah menembak komandan Jepang, Soedirman pun lekas mengumumkan melalui pengeras suara bahwa mereka tidak akan dibunuh. 

Mendengar kabar tersebut, para pemberontak lantas mundur. 

Kusaeri menyerah pada 25 April. 

Baca juga: Kabinet Pembangunan I-VII: Susunan, Program Kerja, dan Kejatuhan

Revolusi Nasional 

Pada awal Agustus 1945, Amerika Serikat melakukan pengeboman Hiroshima dan Nagasaki di Jepang. 

Berita tersebut kemudian sampai ke Indonesia yang kemudian disusul dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. 

Sejak pengeboman tersebut, kontrol Jepang mulai melemah. 

Soedirman kemudian memerintahkan rekan-rekan lainnya untuk kembali ke kampung halaman mereka, sedangkan Soedirman pergi ke Jakarta.

Ia menemui Presiden Soekarno yang memintanya untuk memimpin perlawanan Jepang di kota. 

Namun, Soedirman menolak hal tersebut, karena ia masih belum terbiasa dengan lingkungan Jakarta, Soedirman justru menawarkan diri untuk memimpin pasukan di Kroya. 

Soedirman kemudian bergabung dengan pasukannya pada 19 Agustus 1945 dan di saat bersamaan, Belanda berupaya untuk merebut kembali kepulauan Indonesia, dihadiri dengan tentara Inggrid pada 8 September 1945. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com