Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemberontakan Andi Azis

Kompas.com - 26/04/2021, 13:41 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Pemberontakan

Pada 5 April 1950 pukul 05.00, Andi Azis dan Pasukan Bebas dibantu dengan Koninklijke Leger (Pasukan Belanda) dan KNIL menyerang markas APRIS di Makassar.

Mereka juga menyandera sejumlah perwira APRIS, salah satunya Letkol Ahmad Yunus Mokoginta. 

Selain itu, Andi Azis dan pasukannya juga melakukan penyerangan serta menduduki tempat-tempat vital di Makassar. 

Baku tembak serta peperangan pun berkobar. Kota Makassar berada dalam kondisi yang sangat menegangkan akibat perang yang sedang terjadi antara APRIS yang dipimpin Andi Azis dengan KL-KNIL. 

Baca juga: Kabinet Ampera I dan II: Susunan, Program Kerja, dan Kejatuhan

Penangkapan

Pada tanggal 8 April 1950, pemerintah mengeluarkan ultimatum yang memerintahkan agar Andi Azis segera melaporkan diri dan mempertanggungjawabkan tindakannya ke Jakarta dalam kurun waktu 4x24 jam. 

Jika Andi Azis tidak segera melaksanakan ultimatum tersebut, maka Kapal Angkatan Laut Hang Tuah akan membom kota Makassar. 

Namun, Andi Azis tidak goyah, ia tetap tidak menuruti perintah tersebut. 

Sampai akhirnya, setelah batas waktu sudah terlewat, pemerintah mengirim pasukan di bawah Kolonel Alex Kawilarang dan tanggal 15 April 1950, Andi Azis bersedia datang ke Jakarta. 

Mulanya Andi Azis dijanjikan oleh Sri Sultan HB IX, bahwa jika beliau bersedia datang ke Jakarta, dirinya tidak akan ditangkap. 

Tetapi, begitu Andi Azis sampai di sana, yang terjadi adalah sebaliknya, pemerintah secara sigap langsung menahan Andi Aziz. 

Andi Aziz kemudian diadili pada tahun 1952 dan dijatuhi hukuman penjara selama 14 tahun. 

Baca juga: Reformasi Indonesia 1998

Dampak 

Pemberontakan Andi Azis ini memberikan dampak yang cukup berpengaruh di Indonesia, yaitu:

  1. Penyerangan ke Markas Tentara Nasional Indonesia (TNI)
  2. Bergabungnya NIT dengan NKRI
  3. Terbentuknya Pasukan Bebas
  4. Penyerangan Markas Panglima Teritorium

 

Referensi: 

  • Tanumidjaja, Memet. (1971). Sedjarah Perkembangan Angkatan Kepolisian. Departemen Pertahanan Keamanan Pusat Sedjarah ABRI. 
  • Tim Nasional Penulisan Sejarah Indonesia. (1984). Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI. Jakarta: Balai Pustaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com