Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Perang Badar di Bulan Ramadan

KOMPAS.com - Perang Badar adalah perang penting dalam sejarah Islam yang terjadi pada tanggal 17 Ramadan tahun ke-2 Hijriah atau 13 Maret 624 Masehi.

Perang Badar merupakan perang antara umat Muslim dan kaum Quraisy.

Konflik antara umat Muslim dan kaum Quraisy bermula dari ketidaksenangan kaum Quraisy terhadap dakwah Islam Nabi Muhammad SAW di Mekkah.

Salah satu tokoh Quraisy yang paling membenci Nabi Muhammad SAW adalah Abu Jahal.

Dalam Perang Badar, Abu Jahal memimpin pasukan Quraisy, sedangkan Nabi Muhammad memimpin pasukan Muslim.

Berikut ini kisah Perang Badar antara umat Islam dan kaum Quraisy di bulan Ramadan.

Latar belakang Perang Badar

Selama berdakwah menyebarkan ajaran Islam di Mekkah, Nabi Muhammad SAW mendapatkan penentangan dari kaum Quraisy.

Kaum Quraisy di Mekkah, yang masih memuja berhala, berpendapat bahwa ajaran yang disebarkan oleh Nabi Muhammad SAW dapat mengancam kepercayaan yang mereka anut.

Untuk menghalangi dakwah Islam, kaum Quraisy terus-menerus melancarkan aksi penindasan dan kekejaman, baik kepada Nabi Muhammad SAW maupun ke kaum Muslim.

Kekejaman yang dilakukan oleh kaum Quraisy semakin meningkat setelah kematian Abu Thalib, paman Nabi Muhammad SAW.

Kaum Muslim juga ditindas kaum Quraisy dengan cara harta bendanya dicuri, bahkan dipaksa untuk keluar dari agama Islam.

Melihat situasi yang kian buruk, akhirnya Nabi Muhammad SAW bersama para sahabat dan umat Islam di Mekkah, mendapat petunjuk untuk hijrah ke Madinah.

Rombongan Nabi Muhammad diterima dengan baik di Madinah, tetapi kezaliman kaum kafir Quraisy masih terus berlanjut.

Penindasan, penyerangan, dan perampasan harta benda umat Islam diperparah dengan provokasi kaum Quraisy di bawah pimpinan Kurz bin Habbab Al-Fihri.

Akhirnya, umat Muslim memutuskan untuk melawan kaum Quraisy, hingga meletus Perang Badar di Badar, Madinah.

Perang Badar terjadi karena umat Muslim yang telah hijrah ke Madinah bersama Rasulullah, ingin mengambil hak mereka yang dikuasai oleh kaum kafir Quraisy di Mekkah.

Terjadinya Perang Badar

Ketika mendengar kabar rombongan kaum Quraisy yang dipimpin oleh Abu Sufyan bin Harb akan melintasi Madinah dalam perjalanan pulang berdagang dari Suriah ke Mekkah, Rasulullah segera mengambil tindakan.

Nabi Muhammad menyeru kepada umat Muslim untuk menyergap rombongan Abu Sufyan yang membawa banyak harta dan barang-barang dagangan yang bernilai tinggi.

Seruan Rasulullah ternyata didengar oleh Abu Sufyan, yang kemudian mengambil rute berbeda dan mengirim utusan ke Mekkah guna meminta bantuan kaum Quraisy untuk melawan umat Muslim.

Karena itu, rencana penyergapan biasa yang diinisiasi Rasulullah berubah menjadi perang besar.

Jumlah pasukan Perang Badar dari pihak kaum Quraisy yang dipimpin oleh Abu Jahal mencapai sekitar 1.000 orang, yang terdiri dari 600 pasukan berbaju besi dan 100 penunggang kuda, serta membawa 700 unta.

Sedangkan Rasulullah berangkat ke medan perang bersama sekitar 313 pasukan.

Nabi Muhammad segera menyadari bahwa umat Islam kalah dalam hal jumlah pasukan ataupun persenjataan.

Rasulullah menggunakan strategi perang dengan memanfaatkan kondisi geografis di Badar, yakni memilih tempat strategis di dekat sumber air.

Dengan begitu, pasukan Muslim akan mendapat lebih banyak pasokan air dan musuh kesulitan mendapatkan air.

Selama sekitar dua jam, pasukan Muslim dan kaum Quraisy berperang habis-habisan.

Meski kalah dalam jumlah pasukan, Nabi Muhammad bertawakal, berusaha sebaik mungkin dan menyerahkan semuanya kepada Allah.

Doa Nabi pun dijawab oleh Allah, yang mengirimkan bantuan berupa pasukan malaikat dan menenteramkan pasukan Muslim sebelum perang dimulai.

Berkat strategi perang dan iman Nabi Muhammad kepada Allah, umat Islam akhirnya memenangkan Perang Badar atas kaum kafir Quraisy, yang notabene memiliki lebih banyak pasukan dan perlengkapan perang.

Posisi Islam di Madinah semakin kuat setelah kemenangan pada Perang Badar, yang membuat rasa tidak suka kaum Quraisy kepada umat Muslim semakin mendalam.

Mereka masih tidak terima dengan kekalahan dalam Perang Badar, sehingga ingin membalas dendam dengan mengobarkan perang yang dikenal sebagai Perang Uhud.

Referensi:

  • Ulum, AR Shohibul. (2021). Kemelut Perang di Zaman Rasulullah: Dari Perang Badar Hingga Perang Nahrawan. Jakarta: Anak Hebat Indonesia.

https://www.kompas.com/stori/read/2024/03/14/220000579/sejarah-perang-badar-di-bulan-ramadan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke