Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Pemilu Republik Romawi, Adanya Hak Prerogatif untuk Orang Kaya

Melansir History, masyarakat Republik Romawi telah melangsungkan pemilihan umum atau pemilu, tetapi sistemnya bias terhadap kelompok kaya.

Dalam penyelenggaraan pemilu, kelas terkaya Republik Romawi memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan kelas pekerja.

Bagaimana sistem pemungutan suara dalam pemilu Republik Romawi?

Sistem pemilu Republik Romawi yang bias

Untuk pertama kali, pemilu dilaksanakan oleh masyarakat Yunani kuno di Athena pada tahun 508 SM.

Di Athena, partisipasi dalam proses demokrasi terbatas pada warga negara laki-laki yang merdeka. Sedangkan perempuan dan para budak tidak memiliki hak suara.

Republik Romawi meneruskan beberapa prinsip demokrasi di Athena.

Berbeda dari Athena, di mana setiap warga negara laki-laki yang mempunyai hak dapat memberikan suaranya dalam satu majelis raksasa, Republik Romawi membagi pemilih berdasarkan kelas dan menciptakan sistem yang menguntungkan kelompok kaya.

Apabila menilik sejarahnya, Republik Romawi memang didirikan oleh golongan orang kaya, yang juga membentuk Majelis.

Majelis inilah yang memutuskan hal-hal penting seputar pemerintahan atas nama penduduk Romawi.

Menurut para sejarawan kuno, perubahan dan inovasi Republik Romawi dihasilkan dari perjuangan politik antara dua tatanan sosial, yaitu bangsawan dan plebeian (militer).

Secara garis besar, pemerintahan Republik Romawi dijalankan bersama-sama oleh tiga pihak, yaitu oleh konsul, senat, dan golongan plebeian.

Senat memiliki fungsi sebagai dewan penasihat yang menasihati hakim dan rakyat Romawi.

Meskipun secara teori rakyat berdaulat dan senat hanya menawarkan nasihat, dalam praktiknya senat memegang kekuasaan yang sangat besar.

Senat Republik awal jelas memiliki bias terhadap kepentingan warga negara terkaya.

Hak prerogatif atau hak istimewa untuk kelompok kaya dalam pemilu ditunjukkan dengan keberadaan tiga majelis, di antaranya:

Majelis Centuriate

Majelis Centuriate berwenang memilih pejabat tertinggi di Roma dan bisa menyatakan perang.

Pemungutan suara di Majelis Centuriate dimulai dari kelas terkaya dan penghitungan suara dihentikan setelah mayoritas dari 193 anggota badan tersebut tercapai.

Maka, ketika kelompok orang kaya ingin memilih pejabat tertentu, mereka sebenarnya bisa melakukannya tanpa suara masyarakat kelas bawah.

Alhasil, hanya anggota kelas bangsawan atau kelompok kaya yang bisa memegang jabatan.

Majelis Suku

Pemungutan suara dalam Majelis Suku dilakukan dengan cara pengundian acak.

Suku di Athena dan Roma tidak didasarkan pada keturunan atau etnis, tetapi berdasarkan wilayah geografis tempat mereka tinggal.

Dengan demikian, Majelis Suku berfungsi sama seperti Senat Amerika Serikat (AS), di mana setiap negara bagian memiliki perwakilan yang setara.

Dewan Plebeian

Pemungutan suara dalam Dewan Plebeian juga dilakukan dengan cara pengundian acak.

Kaum Plebeian merupakan mayoritas tentara di pasukan Republik Romawi.

Secara umum, Republik Romawi juga melakukan pemungutan suara dengan mengangkat tangan di majelis, seperti yang dilakukan di Athena.

Namun seiring berjalannya waktu, semakin jelas kentara bahwa kelompok kaya menekan anggota majelis untuk memilih dengan cara tertentu. Bahkan pemungutan suara dilakukan secara rahasia.

Pada tahun 139 SM, Roma memperkenalkan pemungutan suara secara rahasia dengan sistem yang baru.

https://www.kompas.com/stori/read/2024/01/19/180000779/sejarah-pemilu-republik-romawi-adanya-hak-prerogatif-untuk-orang-kaya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke