Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Prasasti Saruaso II, Pujian untuk Putra Raja Adityawarman

Adityawarman merupakan raja bawahan Majapahit yang dipercaya mendirikan Kerajaan Pagaruyung pada 1347.

Isi prasasti ini berupa pujian untuk Ananggawarman, yang tidak lain adalah putra Raja Adityawarman.

Pada awalnya, Prasasti Saruaso II ditemukan di halaman Gedung Indo Jolito, rumah dinas Bupati Tanah Datar.

Kini, Prasasti Saruaso II ditempatkan di area Benteng van der Capellen, di halaman kantor lama Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) di kota Batusangkar, Tanah Datar, Sumatera Barat.

Isi Prasasti Saruaso II

Prasasti Saruaso II ditulis pada sebuah batu pasir kuarsa yang berwarna coklat kekuningan.

Batu prasasti ini berbentuk persegi panjang dengan ukuran tinggi 100 cm, lebar 75 cm, dan tebal 17 cm.

Isi Prasasti Saruaso II yang ditulis dalam aksara Jawa Kuno dan bahasa Sanskerta dipahatkan pada kedua sisi batu.

Pada dasarnya, pesan pada kedua sisi tersebut sama, hanya saja dituliskan dalam struktur kalimat yang sedikit berbeda.

Berikut ini isi Prasasti Saruaso II berdasarkan terjemahan de Casparis.

Ananggawarman, putra dari Raja Adityawarman, memberikan penghormatan pada prasasti di batu (yang diletakkan) di depan pintu masuk tempat (istana) Putra Mahkota yang terkemuka yang sempurna dalam semua kebajikan, telah menunjukkan kebesaran dalam keberanian dan kekuatan, yang merupakan "singa-gajah", dan melalui kejujuran dan kasih sayang terhadap para pembimbingnya, ayah dan ibunya, yang selalu mempraktikkan sumpah Hevajra (tantra).

Isi pokok prasasti ini berupa pujian kepada Ananggawarman, yang merupakan putra dari Raja Adityawarman.

Ananggawarman digambarkan sebagai putra mahkota atau raja muda yang gagah dan bersifat asih, serta berbakti kepada ayah dan ibunya.

Isi Prasasti Saruaso II juga mengindikasikan bahwa Ananggawarman menganut kepercayaan yang sama dengan orang tuanya, yakni agama Buddha Tantrayana.

Dengan kedudukannya sebagai putra mahkota, tentunya Ananggawaraman akan menjadi penerus Adityawarman setelah tutrun takhta.

Namun, hingga kini belum ditemukan sumber sejarah lain yang menyebutkan kapan Ananggawarman mulai memerintah menggantikan ayahnya.

Satu hal yang unik pada Prasasti Saruaso adalah adanya ornamen atau tanda khusus berupa kepala raksasa (kala).

Bentuk hiasan seperti ini juga dijumpai dalam beberapa prasasti peninggalan Adityawarman.

Bentuk ornamen kepala kala diperkirakan berhubungan erat dengan bidang keagamaan, yang dalam hal ini terkait dengan aliran Buddha Tantrayana yang dianut oleh Adityawarman.

Prasasti Saruaso II tidak menyebutkan angka tahun. Namun berdasarkan isinya, dapat diketahui bahwa prasasti ini berasal dari abad ke-14.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/12/14/170000779/prasasti-saruaso-ii-pujian-untuk-putra-raja-adityawarman

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke