Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cakraningrat IV, Pemimpin Madura yang Bersekutu dengan VOC

Cakraningrat IV merupakan anggota wangsa yang merupakan penguasa bawahan dari Kerajaan Mataram.

Sama seperti pendahulunya, Cakraningrat IV menolak untuk tunduk pada Mataram.

Bahkan, Cakraningrat IV lebih memilih berada di bawah perlindungan VOC.

Cakraningrat IV secara pribadi memang membenci Raja Mataram Amangkurat IV (1719-1726).

Selama memerintah, Cakraningrat IV berusaha memperluas wilayah kekuasaannya hingga mencakup seluruh Madura dan Jawa Timur.

Untuk mencapai tujuannya tersebut, Cakraningrat IV berganti-ganti aliansi dengan Mataram dan VOC.

Hubungan Cakraningrat IV dengan Mataram

Pada 1726, Amangkurat IV meninggal dunia. Kedudukannya digantikan sang putra yang bergelar Pakubuwana II.

Sejak Pakubuwana II naik tahta, hubungan antara Kerajaan Mataram dengan Cakraningrat IV semakin lama semakin akrab.

Terlebih, setelah Cakraningrat IV menikahi salah satu putri Pakubuwana I, yaitu R. Ayu Lengis atau R. Ayu Demis.

Lebih lanjut, pada akhir tahun 1730-an, kekuasaan Cakraningrat IV di Jawa Timur meningkat dan mengancam kedudukan orang Bali di daerah Blambangan.

Cakraningrat IV pada akhirnya berhasil menumpas serangan Bali dengan dibantu oleh VOC.

Dari peristiwa inilah hubungan Cakraningrat IV dengan VOC mulai dekat.

Kedekatan Cakraningrat IV dengan VOC pun berlanjut hingga pecahnya peristiwa Geger Pecinan di Batavia pada 9 Oktober 1740.

Dalam peristiwa ini, Cakraningrat IV turut membantu VOC dan Pakubuwana II yang sama-sama melawan pemberontak Tionghoa.

Kendati demikian, Pakubuwana II sempat memihak para pemberontak Tionghoa sembari berpura-pura membantu VOC dengan harapan dapat mengambil keuntungan dari kedua belah pihak.

Akan tetapi, rencana Pakubuwana II gagal setelah mengetahui bahwa VOC mendapat bantuan dari Cakraningrat IV yang merupakan saudara iparnya.

Cakraningrat IV bersekutu dengan VOC

Cakraningrat IV menawarkan diri untuk membantu VOC melawan pemberontak Tionghoa dengan syarat apabila berhasil, maka Gunung Lawa ke timur akan diperintah oleh anak keturunan dan keluarganya.

VOC pun setuju dengan persyaratan tersebut.

Tanpa berlama-lama, Cakraningrat IV memimpin pasukan Madura menumpas para pemberontak Tionghoa di Jawa Timur.

Cakraningrat IV berhasil merebut kota-kota penting, seperti Surabaya, Gresik, Tuban, dan Lamongan. 

Selain itu, dengan bantuan Cakraningrat IV, VOC berhasil mematahkan pengepungan Semarang yang dilakukan oleh para pemberontak Tionghoa pada 1741.

Melihat kondisi ini, Pakubuwana II yang sempat memusuhi VOC merasa menyesal dan memutuskan beralih membantu mereka.

Namun, beberapa pangeran Jawa bersama etnis Tionghoa yang ingin meneruskan perang justru mengangkat Amangkurat IV sebagai raja baru Mataram yang menentang Pakubuwana II dan VOC.

Alhasil, perang pun berlanjut hingga tahun 1743, saat pemberontak Tionghoa memutuskan menyerah setelah kalah dalam pertempuran di Kartasura.

Tanpa bantuan Cakraningrat IV, VOC mungkin gagal menguasai Jawa dan mempertahankan monopoli dagangnya.

Begitu pula dengan Pakubuwana II, tanpa bantuan Cakraningrat IV, bisa jadi mereka tidak dapat mempertahankan tahtanya sebagai raja Mataram.

Referensi:

  • Ricklefs, M.C. (2008). A History of Modern Indonesia since c. 1200. Macmillan International Higher Education.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/10/30/130000679/cakraningrat-iv-pemimpin-madura-yang-bersekutu-dengan-voc

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke