Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Menara Pisa Miring?

Upaya pemulihan pada tahun 1990-an dan pembatasan jumlah pengunjung menunjukkan komitmen dalam menjaga keunikan dan keamanan Menara Pisa.

Bagaimana sejarah dan fakta penyebab kemiringan Menara Pisa?

Latar belakang pembangunan Menara Pisa

Sejarah pembangunan Menara Pisa dimulai pada 9 Agustus 1173 dan berlangsung dalam tiga tahap selama periode 200 tahun.

Tahap awal dimulai pada 1173, kemudian pembangunan dihentikan pada 1178 setelah penyelesaian tiga lapis fondasi pertama.

Tahap kedua dimulai pada 1272 ketika arsitek Giovanni di Simone melanjutkan proyek tersebut.

Pembangunan Menara Pisa selesai pada 1372 ketika lantai terakhir dan lonceng-lonceng dipasang.

Dengan demikian, waktu total pembangunan Menara Pisa mencakup rentang sekitar 199 tahun, sejak 1173 hingga 1372.

Tahap pertama pembagunan

Pada 9 Agustus 1173, dimulailah periode pertama pembangunan Menara Pisa oleh arsitek Bonanno Pisano.

Menara ini awalnya dirancang sebagai lokasi penempatan lonceng untuk Gereja Piazza dei Miracoli di Kota Pisa, Italia.

Namun, tak lama setelah pembangunan dimulai, menara setinggi 55 meter itu mulai melenceng sejauh 5 meter dari garis lurusnya.

Meskipun awalnya disebabkan oleh pondasi yang berdiri di atas lahan tidak stabil, kemiringan menara ini justru menjadi ciri khas Menara Pisa.

Pembangunan terhenti selama 100 tahun karena konflik dan perang di wilayah tersebut. 

Pada 1198, lonceng pertama diletakkan di bangunan Menara Pisa yang belum selesai.

Tahap kedua pembangunan

Konstruksi Menara Pisa kemudian dilanjutkan pada abad ke-13, tepatnya tahun 1272 oleh Giovanni di Simone, seorang arsitek dari Camposanto.

Upaya untuk menyeimbangkan kemiringan melibatkan peninggian struktur pada satu sisi yang pada akhirnya menyebabkan Menara Pisa miring ke arah berlawanan.

Dengan demikian, struktur bangunan Menara Pisa mengalami perubahan menjadi melengkung.

Namun, akibat dari lanjutan perang, proyek pembangunan Menara Pisa kembali menemui hambatan dan mengalami penundaan.

Meskipun pembangunannya berhenti, lantai terakhir yang berisi ruang bel dan tujuh lonceng di Menara Pisa berhasil dipasang pada 1372 oleh arsitek Tommasso di Andrea Pisano.

Pada 1655, lonceng terbesar akhirnya dipasang di Menara Pisa.

Pasca-Perang Dunia II

Selama Perang Dunia II, Menara Pisa hampir hancur karena dijadikan pangkalan militer dan dimanfaatkan oleh banyak tentara Jerman sebagai tempat persembunyian dan observasi untuk mengamati pergerakan musuh.

Meskipun struktur ini tidak memiliki kesempurnaan sebagaimana bangunan militer lainnya, kenyataannya banyak prajurit yang menggunakan Menara Pisa sebagai persembunyian selama perang.

Beruntung, penarikan mundur pasukan melindungi keberlanjutan Menara Pisa.

Hingga hari ini, Menara Pisa memiliki tinggi sekitar 55,86 meter pada bagian terendahnya dan 56,70 meter pada bagian tertingginya.

Lebar tembok di dasar menara mencapai 4,09 meter, sedangkan lebar di puncak bangunan menyusut menjadi 2,48 meter.

Jumlah tangga yang mengarah ke puncak menara berkisar antara 294 hingga 296 anak tangga.

Sebelum melalui proses stabilisasi, kemiringan Menara Pisa mencapai 5,5 derajat.

Setelah proses stabilisasi, kemiringannya berhasil dikurangi menjadi 3,99 derajat, atau setara dengan miring 3,9 meter pada puncak menara.

Menara ini memiliki total delapan lantai dan dilengkapi dengan tujuh lonceng, masing-masing memiliki bobot yang berbeda.

Lonceng ketujuh memiliki berat sekitar 562 kg, lonceng keenam seberat 1.000 kg, lonceng kelima seberat 1.014 kg, lonceng keempat seberat 300 kg, lonceng ketiga seberat 1.448 kg, lonceng kedua seberat 2.462 kg, dan lonceng pertama seberat 3.620 kg.

Menariknya, semua lonceng ini diproduksi pada tahun berbeda, beberapa di antaranya memiliki selisih waktu produksi hingga 400 tahun.

Mengapa Menara Pisa Miring?

Pada saat konstruksi dimulai pada 1173, pembangunan Menara Pisa menghadapi tantangan yang signifikan terkait dengan konstruksi dan karakteristik tanah di bawahnya.

Lokasi geografis Pisa, terletak di dekat Sungai Arno, memiliki tanah dengan komposisi utama lapisan lempung dan endapan lumpur.

Tanah lempung yang merupakan bagian dari lapisan tanah di sekitar Menara Pisa, memiliki sifat ketidakstabilan karena cenderung bergerak dan mudah meresap air.

Fondasi Menara Pisa yang ditanam sekitar tiga meter di bawah permukaan tanah, menjadi titik kritis posisi bangunan ini.

Fondasi ini ditempatkan langsung di atas lapisan tanah lempung yang dalam perspektif retrospektif, sehingga dapat dianggap kurang optimal.

Fondasi yang lebih dalam dan kokoh mungkin telah memberikan stabilitas lebih besar dan mengurangi potensi miringan yang terjadi.

Selama proses pembangunan, terutama setelah penyelesaian tiga lapis fondasi pertama, tim konstruksi menghadapi permasalahan signifikan terkait pergeseran yang tidak diinginkan.

Mereka berusaha untuk mengimbangi kemiringan dengan strategi menaikkan setiap lapis fondasi berikutnya sedikit lebih tinggi di sisi yang lebih rendah.

Meskipun upaya ini dilakukan, hasilnya terbatas dan tidak sepenuhnya berhasil.

Ketika pembangunan menara berhenti selama beberapa dekade, kemiringan yang sudah ada tetap signifikan ketika proyek dilanjutkan pada abad ke-13.

Pada akhirnya, kemiringan Menara Pisa mencapai sekitar 5,5 derajat dari vertikal.

Hal ini merupakan hasil dari kombinasi faktor, termasuk fondasi yang tidak memadai dan pergeseran tanah yang terus berlanjut di bawahnya.

Pada 1990 hingga 2001, kemiringan Menara Pisa dianggap sebagai ancaman serius dengan potensi roboh jika tindakan penyelamatan tidak diambil segera.

Sejak saat itu, dilakukan upaya perbaikan yang melibatkan partisipasi para ahli arsitektur, insinyur bangunan, matematika, dan sejarah.

Proyek ini berhasil dan pada tahun 2001, Menara Pisa dinyatakan aman dan dibuka kembali untuk kunjungan wisata.

Bahkan, pengunjung kini dapat naik ke puncak Menara Pisa setelah pemugaran berhasil.

Referensi:

  • Squeglia, N., & Bentivoglio, G. (2015). Role of monitoring in historical building restoration: The case of Leaning Tower of Pisa. International Journal of Architectural Heritage, 9(1), 38-47.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/10/04/140000879/mengapa-menara-pisa-miring-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke