Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenapa Belanda Ingin Menukar Manhattan dengan Pulau Run di Maluku?

Pada abad ke-17, pulau yang hanya seluas 600 hektare ini pernah diperebutkan oleh Inggris dan Belanda.

Untuk mendapatkan Pulau Run, Belanda rela menukarnya dengan Pulau Manhattan di New York, Amerika Serikat.

Mengapa Pulau Run di Maluku pernah ditukar dengan Pulau Manhattan?

Alasan pertukaran Pulau Run dan Manhattan

Alasan Belanda ingin menukar Manhattan dengan Pulau Run adalah pala.

Melansir laman Kemdikbud, pala merupakan komoditas rempah-rempah yang pada masa lalu hanya tumbuh di Kepulauan Banda, termasuk di Pulau Run.

Para pedagang dari Melayu, Tiongkok, dan India, lebih dulu datang ke Kepulauan Banda dibanding bangsa Eropa, untuk membeli pala.

Mereka kemudian menjual pala dari Banda ke kota-kota bandar perdagangan seperti Malaka dan Calicut (sekarang Kozhikode) di India.

Dari Malaka dan Calicut, pala diekspor menuju benua Eropa oleh para pedagang Arab.

Di Eropa, harga setengah kilogram pala setara dengan tujuh lembu jantan gemuk.

National Geographic mencatat bahwa harga pala di Eropa dapat mencapai 60.000 kali lipat dari harga beli di Kepulauan Banda.

Pala diburu karena diyakini dapat meningkatkan vitalitas dan dapat digunakan sebagai bahan pengawet.

Tanpa pala, kaum bangsawan dan borjuis Eropa hanya seperti menyantap bangkai dan makanan basi.

Karena tingginya keuntungan dari berdagang pala, tidak heran apabila Belanda mau menukar Manhattan dengan Pulau Run, yang dikuasai oleh Inggris pada 1664.

Salah satu isi Perjanjian Breda menyatakan bahwa Belanda berhak atas Suriname dan Pulau Run, sedangkan Inggris mendapatkan New Netherland, termasuk Pulau Manhattan, yang lebih luas 18 kali lipat dari Pulau Run.

Dengan mendapatkan Pulau Run, Belanda resmi menguasai seluruh Kepulauan Banda, produsen utama pala yang saat itu lebih berharga dari emas.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/09/25/150000779/kenapa-belanda-ingin-menukar-manhattan-dengan-pulau-run-di-maluku-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke