Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benteng Tabanio, Saksi Perang Banjar

Benteng ini merupakan salah satu penjaga kepentingan Belanda di Tanah Laut dan saksi perlawanan rakyat Tabanio pada pertengahan abad ke-19.

Berikut ini sejarah Benteng Tabanio.

Sejarah Benteng Tabanio

Melansir laman Kemdikbud, Benteng Tabanio dibangun pada tahun 1789.

Fungsi Benteng Tabanio adalah untuk menjaga kepentingan ekonomi dan politik Belanda di Tanah Laut.

Tanah Laut merupakan sentral perekonomian di Kalimantan Selatan yang kaya akan rempah-rempah dan tambang batu bara.

Sejak abad ke-17, Tabanio sendiri telah memegang peranan penting bagi perekonomian Kerajaan Banjar.

Tabanio menjadi daerah yang menghubungkan Banjarmasin dengan pesisir Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Sumatera, Semenanjung Malaya, bahkan luar Nusantara.

Tujuan lain dari pembangunan Benteng Tabanio adalah untuk melindungi pegawai-pegawai Belanda di Tanah Laut.

Saat itu, Belanda tidak hanya membangun satu atau dua benteng.

Banyaknya benteng yang didirikan oleh Belanda memicu ketidaksenangan rakyat yang memuncak dalam Perang Banjar.

Pada masa Perang Banjar, Benteng Tabanio pernah direbut oleh Haji Buyasin, yang mendapat tugas dari Pangeran Antasari untuk memimpin perang gerilya di wilayah Tanah Laut.

Namun tidak lama kemudian, Belanda berhasil merebut kembali benteng ini.

Saat ini, Benteng Tabanio telah runtuh, bahkan sisa-sisa reruntuhannya tidak dapat diidentifikasi bentuknya karena tertimbun tanah dan ditumbuhi rerumputan.

Tidak sedikit pula pecahan bata Benteng Tabanio yang diambil masyarakat untuk membangun rumah dan masjid.

Berdasarkan lukisan Benteng Tabanio yang dibuat pada masa penjajahan Belanda, bangunan benteng diperkirakan menghadap ke pesisir pantai.

Luas benteng diduga mencapai 20.000 meter persegi dan dilengkapi dengan meriam.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/09/23/170000279/benteng-tabanio-saksi-perang-banjar-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke