Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Rakyat Tukang Rumput, Disangka Pandai Meramal

Oleh sebab itu, tukang rumput tersebut dipanggil oleh raja setempat dan diminta untuk meramal di mana keris sang raja menghilang.

Apabila si tukang rumput gagal menemukannya, ia akan dihukum pancung.

Si tukang rumput yang seharusnya dapat meramal keberadaan keris yang dimaksud justru merasa tidak tenang dan gelisah. Mengapa demikian?

Berikut kisah lengkap cerita rakyat Tukang Rumput.

Diduga peramal

Suatu hari, ada seorang tukang rumput yang sedang menyabit rumput di tepi sungai.

Di tempat yang sama, datang juga seorang pengail ikan.

Orang mengail itu mendapat satu ekor ikan yang berukuran sangat besar.

Melihat ikan tersebut, si tukang rumput pun berniat untuk mencurinya.

Sewaktu si pengail sedang sibuk, si tukang rumput langsung mengambil ikan besar itu dan menyimpannya di semak-semak.

Ketika pengail itu hendak pulang, ia terkejut karena melihat ikan hasil tangkapannya tadi menghilang.

Si pengail kemudian bertanya kepada si tukang rumput, “Ada kamu lihat ikan saya tadi?”.

Tukang rumput menjawab, “Tidak tahu saya, di mana tadi diletakkan?”.

Pengail berkata, “Tadi saya letakkan di dekat saya”.

Lebih lanjut, si pengail kemudian meminta tukang rumput meramal di mana ikannya berada.

Apabila berhasil ditemukan, ia akan diberikan sebagian ikannya.

Si tukang rumput kemudian menjawab, “Baiklah saya coba, entah dapat atau tidak”.

Diramallah oleh tukang rumput itu dan ia berkata, “Ikan itu di dekat kita, berada di dalam semak-semak”.

Sesuai kesepakatan awal, si tukang rumput pun mendapat sebagian dari ikan yang ditemukan.

Tidak lama berselang, raja dalam negeri kehilangan sebuah keris. Raja pun sudah bersusah payah mencari keberadaan kerisnya itu, tetapi tetap tidak dapat ditemukan.

Waktu si pengail datang kepada raja, ia menyebutkan nama si tukang rumput yang sebelumnya berhasil meramal keberadaan ikannya yang hilang.

Tanpa pikir panjang, sang raja langsung menyuruh pengawalnya mencari si tukang rumput yang dimaksud.

Tidak lama kemudian, datanglah si tukang rumput tadi. Ia pun diminta meramal keberadaan keris sang raja yang menghilang.

Apabila si tukang rumput gagal menemukannya, ia akan dihukum pancung.

Si tukang rumput kemudian meminta waktu tujuh hari untuk menemukan keris itu.

Sekembalinya ke rumah, si tukang rumput tampak tidak tenang dan gelisah, karena takut akan dipancung oleh raja.

Si tukang rumput kemudian meminta kepada sang ibu memasakkan tujuh lepat buah.

Pada malam hari saat ibunya sedang membuat lepat, si tukang rumput duduk termenung di dalam rumah.

Tidak lama berselang, datang seorang pencuri ke belakang rumah dan mendengarkan apa yang dikerjakan oleh si tukang rumput.

Si tukang rumput bertanya kepada ibunya, “Sudah bu?”.

Sang ibu menjawab, “belum, baru satu”.

Kemudian datang lagi satu pencuri. Si tukang rumput kembali bertanya kepada ibunya, “Sudah bu?”.

Jawab ibu, “Belum baru dua”.

Setiap jawaban yang didengar selalu sama dengan jumlah pencuri di rumah itu, sehingga para pencuri menganggap si tukang rumput pandai meramal.

Alhasil, para pencuri itu justru merasa takut. Mereka kemudian memutuskan untuk masuk ke dalam rumah si tukang rumput dan mengaku bahwa mereka yang mencuri keris raja.

Mengetahui hal itu, si tukang rumput meminta keris yang mereka curi diberikan kepadanya.

Keesokan harinya, si tukang rumput langsung menyerahkan keris itu kepada sang raja.

Selamatlah si tukang rumput dari hukuman pancung.

Referensi:

  • Djamaris, Edwar. (2001). Cerita Rakyat Minangkabau. Jakarta: Pusat Bahasa.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/08/06/090000979/cerita-rakyat-tukang-rumput-disangka-pandai-meramal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke