Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Amru bin Abdul Wudd, Mantan Kesatria yang Membenci Nabi

Ia terkenal akan kisah heroiknya melawan puluhan bandit sendirian.

Pada masa Nabi Muhammad, usia Amru bin Abdul Wudd sudah sangat tua. Namun, usia tidak menghalanginya untuk menyombongkan diri dan membenci Nabi.

Amru bin Abdul Wudd bahkan masih terlibat beberapa peperangan melawan umat Islam, sebelum akhirnya tewas di tangan Ali bin Abi Thalib saat perang tanding.

Teman baik paman Nabi Muhammad

Amru bin Abdul Wudd memiliki nama lengkap Amru bin Abdu Wudd bin Abi Qais bin Abdu Wudd bin Nasr bin Malik bin Husal bin Amir bin Lu'ay.

Ada yang berpendapat bahwa nama Wudd berasal dari nama berhala yang disembah oleh kaum kafir Quraisy.

Amru bin Abdul Wudd diketahui berteman baik dengan Abu Thalib, paman Nabi Muhammad.

Kendati demikian, saat Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul oleh Allah, Amru bin Abdul Wudd sangat membenci bahkan memerangi keponakan sahabatnya itu.

Membenci Nabi Muhammad

Alasan Amru bin Abdul Wudd membenci Nabi Muhammad tidak pernah diungkap secara gamblang.

Namun dari semua perilakunya, para ulama dan ahli sejarawan menyimpulkan alasannya berkaitan dengan kesombongan hati Amru bin Abdul Wudd sebagai salah satu tokoh yang disegani.

Sebagaimana telah disinggung, Amru bin Abdul Wudd adalah seorang kesatria yang sangat disegani oleh masyarakat Arab jahiliyah.

Bahkan keberanian dan kekuatannya digadang-gadang sebanding dengan 1.000 kesatria.

Hal itu membuat Amru bin Abdul Wudd menua menjadi sosok yang sombong dan merasa tidak terkalahkan.

Ketika Nabi Muhammad, yang usianya jauh lebih muda, diangkat menjadi rasul Allah, keangkuhan Amru bin Abdul Wudd tidak membiarkannya menerima ajaran Islam.

Amru bin Abdul Wudd secara terang-terangan terlibat dalam serangkaian perang melawan umat Islam.

Dalam Perang Badar (624), ia berhasil membunuh beberapa sahabat Nabi.

Setelah Perang Badar, Amru bin Abdul Wudd semakin sombong dan bersumpah tidak akan menyisir atau mencuci rambutnya sebelum membunuh Nabi Muhammad.

Meninggal kala berduel dengan Ali bin Abi Thalib

Perang Khandaq antara umat Muslim dan kaum kafir Quraisy terjadi pada tahun 627.

Dalam perang ini, pasukan kaum Quraisy dan sekutu-sekutunya yang berjumlah 10.000 orang, hanya bisa melakukan pengepungan karena strategi parit yang dibangun umat Islam di Madinah.

Selama sekitar 27 hari, perkelahian tidak terjadi karena pasukan koalisi kaum kafir Quraisy yang hendak menerobos parit, langsung disambut anak panah.

Setelah melakukan pengintaian, Amru bin Abdul Wudd bersama beberapa orang lainnya berhasil menemukan parit yang agak sempit dan melewatinya.

Ketika sampai di kawasan tentara Islam, Amru bin Abdul Wudd berhadapan dengan pasukan Ali bin Abi Thalib.

Dengan sikap arogannya, Amru bin Abdul Wudd menantang duel pasukan Islam.

Mendengar tantangan Amru bin Abdul Wudd, Ali bin Abi Thalib meminta izin kepada Nabi Muhammad untuk melawan, tetapi tidak diizinkan.

Ali bin Abi Thalib sampai memohon sebanyak tiga kali, dan baru diizinkan oleh Nabi untuk perang tanding melawan Amru bin Abdul Wudd.

Ternyata, hanya dengan beberapa jurus, pedang Ali bin Abi Thalib mampu mengalahkan Amru bin Abdul Wudd.

Begitulah akhir kisah dari sosok yang keberanian dan kekuatannya digadang-gadang sebanding dengan 1.000 kesatria.

Referensi:

  • Anwar, Kaha. (2022). Orang-Orang yang Memusuhi Nabi Muhammad SAW. Yogyakarta: Laksana.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/06/06/180000379/amru-bin-abdul-wudd-mantan-kesatria-yang-membenci-nabi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke