Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Idul Fitri, Pengganti Hari Raya Masyarakat Arab Jahiliyah

Hari Raya Idul Fitri atau lebaran, menandai berakhirnya puasa Ramadan yang dijalankan selama satu bulan penuh.

Pada hari Idul Fitri, umat Islam melakukan salat sunnah berjemaah, yang dapat dimulai setelah terbit matahari sampai condongnya matahari.

Di samping salat sunah, cara masyarakat merayakan Idul Fitri dapat berbeda-beda.

Setelah salat, umat Islam di Indonesia biasanya menjalankan tradisi halal bihalal atau bermaaf-maafan dan menyantap berbagai hidangan khas lebaran.

Apabila menyingkap sejarahnya, perayaan Idul Fitri tidak dapat dipisahkan dari tradisi masyarakat jahiliyah.

Berikut sejarah singkat tentang perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Sejarah Idul Fitri

Melansir laman NU Online, sejarah hari raya Idul Fitri berkaitan dengan dua peristiwa, yakni Perang Badar dan hari raya masyarakat Arab jahiliyah.

Idul Fitri dirayakan untuk pertama kalinya pada tahun 2 Hijriah (624 Masehi), tepatnya setelah kemenangan umat Islam dalam Perang Badar.

Perang Badar adalah peperangan terbesar pertama umat Muslim melawan kaum kafir Quraisy.

Hari Raya Idul Fitri untuk memperingati kemenangan umat Islam, yang di dalamnya terdapat nilai-nilai perjuangan dari Nabi Muhammad dan para sahabat untuk menjayakan Islam.

Selain peristiwa tersebut, dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa asal-usul Hari Raya Idul Fitri tidak lepas dari tradisi masyarakat Arab jahiliyah.

"Kalian memiliki dua hari yang biasa digunakan bermain, sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu dengan hari yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha." (HR Abu Dawud dan An-Nasa’i)

Jauh sebelum Islam datang, masyarakat Arab jahiliyah memiliki dua hari raya, yakni hari Nairuz dan Mahrajan.

Dua hari raya tersebut dirayakan dengan berpesta dan kegiatan lain yang tidak bermanfaat, seperti mabuk-mabukan, menari, dan adu ketangkasan.

Dua perayaan hari raya tersebut sejatinya berasal dari zaman Persia Kuno.

Ketika zaman Nabi Muhammad, Nairuz dan Mahrajan diganti menjadi Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Tujuan perayaan Idul Fitri adalah agar umat Islam mempunyai tradisi yang lebih baik dan sejalan dengan syariat Islam.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/04/20/120000779/sejarah-idul-fitri-pengganti-hari-raya-masyarakat-arab-jahiliyah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke