Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Prasasti Kamulan, Asal-usul Hari Jadi Kabupaten Trenggalek

Prasasti ini dikeluarkan oleh Raja Kertajaya di awal pemerintahannya, tepatnya pada 31 Agustus 1194.

Prasasti Kamulan ditemukan di Desa Kamulan, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

Prasasti ini berisi pernyataan penetapan wilayah sima (bebas pajak) untuk wilayah Kamulan dan sekitarnya.

Berdasarkan Prasasti Kamulan, 31 Agustus 1194 kemudian ditetapkan sebagai tanggal berdirinya Kabupaten Trenggalek.

Isi Prasasti Kamulan

Prasasti Kamulan berukuran sangat besar, memiliki tinggi 185 cm, lebar bawah 72 cm, lebar atas 97 cm dan tebal 34 cm.

Pada bagian depan prasasti ini terpahat 28 baris tulisan, bagian belakang 32 baris tulisan, bagian kiri 32 baris tulisan, dan tulisan dibagian kanan tidak dapat dibaca lagi karena sudah aus.

Isi Prasasti Kamulan memberikan informasi mengenai penetapan sima (tanah bebas pajak) karena jasa Samya Haji Katandan Sakapat dan rakyatnya terhadap Sri Sarweswara Triwikramataranindita Srengga Lancana Dikwijayatunggadewa pada saat melarikan diri dari kedatuan yang berada di Katang-Katang.

Atas bantuan tersebut, Sri Maharaja tetap dapat menjalankan pemerintahan Bhumi Kadiri.

Selain itu, Sri Maharaja juga berhasil mengalahkan musuh di Katang-Katang.

Sri Sarweswara Triwikramataranindita Srengga Lancana Dikwijayatunggadewa adalah nama Raja Kertajaya, penguasa terakhir Kerajaan Kediri yang memerintah antara tahun 1194-1222.

Isi Prasasti Kamulan kemudian dihubungkan dengan banyaknya gejolak yang terjadi pada masa pemerintahan Raja Kertajaya.

Kerajaan Kediri dan Kerajaan Jenggala pada dasarnya adalah pecahan dari Kerajaan Kahuripan yang didirikan oleh Raja Airlangga.

Selama bertahun-tahun, dua kerajaan ini saling berperang karena ingin menjadi penguasa tunggal.

Pada masa Raja Jayabaya, Kerajaan Kediri memenangkan pertempuran dan menjadikan Kerajaan Jenggala sebagai bawahannya.

Sejak ditaklukkan Raja Jayabaya, kesejarahan mengenai Kerajaan Jenggala sulit ditemui.

Kendati demikian, perseteruan panjang perebutan takhta dari keturunan Raja Airlangga tidak berhenti dan mencoba diredam dengan adanya perkawinan.

Ketika Kameswara menjadi raja Kediri, permaisurinya adalah Kirana, putri Girindra dari Jenggala.

Pada 1194, Kertajaya naik takhta menggantikan kakaknya, Kameswara.

Hal itu memicu kemarahan Girindra di Jenggala, yang menginginkan putra Kameswara dan Kirana untuk menjadi raja Kediri selanjutnya alih-alih Kertajaya.

Girindra pun mengerahkan pasukannya untuk menyerang ibu kota Kerajaan Kediri di Daha (sekarang di Kediri), yang memaksa Raja Kertajaya untuk mengungsi.

Bersama pasukan pimpinan Senopati Tunggul Ametung, Raja Kertajaya dibawa menuju Katandan Sakapat dan Kamulan (sekarang masuk wilayah Tulungagung dan Trenggalek).

Di Katandan Sakapat dan Kamulan inilah Raja Kertajaya mendirikan keraton sementara Kerajaan Kediri.

Tunggul Ametung bersama penduduk Katandan Sakapat dan Kamulan menyerang balik hingga berhasil menyingkirkan Girindra dari Daha.

Sebagai bentuk penghargaan atas segala dukungan yang diberikan kepadanya, Raja Kertajaya menetapkan Katandan Sakapat dan sekitarnya, termasuk daerah Kamulan, sebagai sima atau daerah yang dibebaskan dari segala pungutan pajak kerajaan.

Sebagai peringatan atas anugerah raja tersebut, dibuatlah Prasasti Kamulan pada 31 Agustus 1194.

Pada waktu prasasti dibuat, daerah Kamulan dan sekitarnya masih termasuk wilayah Kalangbret, Tulungagung.

Wilayah Kamulan selanjutnya menjadi bagian dari Kabupaten Trenggalek. Oleh karena itu, tanggal 31 Agustus 1194 kemudian ditetapkan sebagai hari berdirinya Kabupaten Trenggalek.

Setelah ditemukan, Prasasti Kamulan awalnya disimpan di Museum Daerah Wajakensis Tulungagung.

Pada Desember 2021, Prasasti Kamulan dipindahkan ke Pendopo Kabupaten Trenggalek.

Referensi:

  • Mahfudhoh, Lailatul. (2016). Antologi Sejarah Candi Boyolangu. Bogor: Guepedia.
  • Sukatno, Otto dan Untung Mulyono. (2018). Pararaton: Menguak Jejak Genealogi Sejarah Wangsa Jawa dari Tarumanegara hingga Majapahit. Bandung: Penerbit Nusa Media.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/02/14/103000779/prasasti-kamulan-asal-usul-hari-jadi-kabupaten-trenggalek

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke