Maklon, Anak Revolusi Industri 4.0

JAKARTA, KOMPAS.com - Maklon adalah anak Revolusi Industri 4.0 berbentuk jasa manufaktur atau sistem pabrik yang mengerjakan produksi atas dasar pesanan pihak lain.

Istilah Revolusi Industri 4.0 dalam literasi mengemuka sekitar 2015.

Adalah Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia, Klaus Schwab yang memviralkan istilah Revolusi Industri 4.0 .

Revolusi Industri pada kali pertama berasal dari Inggris.

Kompas.com, dalam artikel berjudul "Revolusi Industri: Latar Belakang, Jenis Industri, dan Dampak" mengulas mengenai hal ini.

Tulisan ini dimuat di laman Kompas.com pada 2 Mei 2021.

Ulasan mengenai Revolusi Industri juga termaktub dalam tulisan Kompas.com pada 15 Februari 2020.

Judulnya, "Revolusi Industri: Sejarah dan Perkembangannya"

Berbeda

Revolusi Industri pada era tahun 1760 hingga 1840 tentu saja berbeda dengan Revolusi Industri 4.0 sebagaimana saat ini.

Revolusi Industri di masa awalnya merupakan peralihan dari penggunaan tenaga kerja manusia ke mesin.

Pelopor peralihan ini adalah industri tekstil.

Selanjutnya, Reolusi Industri 4.0 bisa dikatakan lebih maju ketimbang Revolusi Industri angkatan pertama.

Revolusi Industri 4.0 bertolak dari digitalisasi yang dimanfaatkan untuk saling keterhubungan dan otomatisasi dalam produksi.

Revolusi Industri 4.0 sudah kelihatan di era 1990-an.

Waktu itu, penggunaan internet meningkat pesat.

Saat ini, melalui Revolusi Industri 4.0, internet menjadi kebutuhan.

Internet menjelma lewat bentuk Internet of Things (IoT) yang mempermudah pekerjaan seseorang.

Fokus pada pekerjaan juga menjadi salah satu hasil dari Revolusi Industri 4.0.

Fokus itu tertata dalam lajur proses produksi.

Salah satu yang mengemuka adalah maklon.

Maklon, pada Revolusi Industri 4.0 berasal dari kata dalam Bahasa Belanda "makloon".

Masuk ke Indonesia menjadi "maklon".

Manufaktur

Istilah maklon kemudian berfokus pada jasa manufaktur atau sistem pabrik yang mengerjakan produksi atas dasar pesanan pihak lain.

Dalam Bahasa Inggris, maklon sama artinya dengan CMT atau cut, make, trim.

CMT, harus diakui lekat dengan industri fesyen.

Prosedurnya sama.

Seseorang memanfaatkan jasa pembuatan produk kepada pihak lain.

Di dalam CMT atau maklon, merek produk, lazimnya menjadi milik pemberi pekerjaan.

Sementara, perusahaan maklon hanya mengerjakan pesanan dari pemberi jasa tersebut.

Di Indonesia, dalam literatur dari buku karya Indra Permana berjudul 69 Sixty Nine Revolution, tersirat bahwa maklon di Indonesia berkembang pesat di industri kosmetik.

Kata Dea Deriana, Marketing Perseroan Terbatas Neo Kosmetika Industri, pihaknya juga merupakan maklon produk kosmetik.

Menurut pendapat Dea, pihaknya adalah salah satu rekomendasi jasa maklon kosmetik terbaik di Indonesia.

Setidaknya, lantas, industri kosmetik yang memanfaatkan maklon ada tiga jenis.

Pertama adalah industri kosmetik produk perawatan kulit.

Kedua, industri kosmetik perawatan rambut.

Ketiga, industri kosmetik perawatan tubuh.