Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Teori Masuknya Islam ke Nusantara Menurut Para Ahli Sejarah

Ada banyak versi terkait teori mengenai masuknya Islam ke Nusantara.

Ada yang menyatakan bahwa Islam masuk pada abad ke-7. Ada juga yang menyebutkan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13.

Berikut ini teori masuknya Islam ke Nusantara menurut para ahli sejarah:

Snouck Hurgronje

Snouck Hurgronje adalah seorang ahli sejarah yang berasal dari Belanda.

Hurgronje berpendapat bahwa Islam masuk ke Nusantara melalui orang India, bukanlah Arab.

Selain itu, Hurgronje juga mengemukakan pendapat bahwa ada beberapa persamaan unsur-unsur Islam antara di Nusantara dan India.

Adapun teori yang dikemukakan Hurgronje disebut sebagai Teori Gujarat.

Menurut teori Gujarat, Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13, yang dibawa oleh para pedagang India.

Salah satu bukti pendukung teori Gujarat ialah ditemukannya makam Malik As-Saleh 1297, yang disebut mirip dengan batu nisan di India.

Moquetta

Ahli sejarah asal Belanda, JP Moquetta, juga mendukung adanya teori Gujarat.

Menurut pengamatan Moquetta, ada batu nisan di daerah Pasai dan Gresik, Jawa Timur, yang dibilang mirip dengan batu nisan yang ada di Cambay Gujarat.

Kesimpulannya, Moquetta menganggap bahwa batu nisan itu dikirim dari Gujarat atau setidaknya dibuat oleh orang Gujarat atau Indonesia yang sudah belajar kaligrafi khas Gujarat.

Husein Djajadiningrat dan Umar Amir Husein

Lalu, ada Husein Djajadiningrat dan Umar Amir Husein yang mengemukakan pendapat bahwa Islam masuk ke Nusantara karena dibawa oleh para pedagang Persia pada abad ke-13.

Djajadiningrat mengemukakan pendapat bahwa tradisi dan kebudayaan Islam yang ada di Indonesia memiliki kemiripan dengan Persia.

Contohnya adalah seni kaligrafi yang berpahat batu-batu nisan bercorak Islam di Nusantara.

Lalu, ada pula budaya Tabot di Bengkulu dan Tabuik di Sumatera Barat yang disebut-sebut mirip dengan ritual di Persia setiap tanggal 10 Muharram.

Kendati begitu, aliran Islam di Persia dan Indonesia berbeda. Persia menganut aliran Syiah, sedangkan pemeluk Islam di Indonesia mayoritas menganut aliran Sunni.

Dengan begitu, teori Persia dianggap kurang relevan dengan fakta-fakta yang beredar.

Buya Hamka

Buya Hamka mengatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara karena dibawa langsung dari Arab atau Mekkah pada masa kekhalifahan.

Buya Hamka menjelaskan beberapa bukti masuknya Islam ke Nusantara yang bersumber dari naskah kuno China yang menyebutkan bahwa sekelompok bangsa Arab pernah bermukim di pesisir barat Pulau Sumatera pada 625 M.

Di samping itu, kawasan tersebut yang juga merupakan kekuasaan Kerajaan Sriwijaya ditemukan batu nisan bertuliskan nama Syekh Rukunuddinn, wafat pada 672 M.

Teori masuknya agama Islam menurut Buya Hamka disebut sebagai teori Arab (Mekkah).

TW Arnold

Terakhir ada ahli sejarah asal Inggris, TW Arnold, yang juga mendukung teori Arab.

Arnold mengemukakan bahwa bangsa Arab merupakan bangsa yang dominan di dalam bisnis perdagangan di Nusantara.

Lalu, disebutkan sebagian dari para pedagang Arab ini menikah dengan perempuan Indonesia yang kemudian membentuk komunitas Muslim.

Mereka pun secara bersama-sama melakukan dakwah Islam di berbagai wilayah di Nusantara.

Referensi:

  • Wahidoh, Siti. (2020). Buku Intisari SKI (Sejarah Kebudayaan Islam). Tangerang: Rumah Belajar Matematika Indonesia.
  • Ahmad, Tsabit Azinar. (2016). Sejarah Kontroversial di Indonesia Perspektif Pendidikan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/09/14/180000579/teori-masuknya-islam-ke-nusantara-menurut-para-ahli-sejarah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke