Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lisabon, Pusat Perdagangan Rempah di Eropa

Saat ini, Lisabon dikenal sebagai salah satu kota yang memiliki kedudukan tinggi di bidang keuangan, perdagangan internasional, pariwisata, dan kesenian.

Perlu diketahui, kejayaan Lisabon di bidang perdagangan sebenarnya sudah terjadi sejak beberapa abad silam.

Bahkan, Lisabon menjadi pusat perdagangan rempah di Eropa pada abad ke-16.

Sejarah singkat

Lisbon merupakan kota terbesar yang ada di Portugal, dengan populasi yang mencapai lebih dari 500.000 jiwa.

Terkait sejarah Lisbon, ada yang mengatakan bahwa kota ini ditemukan oleh Ulysses Yang Agung.

Namun, ada juga yang menyatakan bahwa Lisbon ditemukan oleh orang-orang Punisia pada 1200 SM.

Sayangnya, belum ada bukti sejarah yang bisa mendukung dua pernyataan tersebut.

Kendati demikian, seiring berkembangnya zaman, Lisbon terus mengalami kemajuan yang cukup pesat, mulai dari keseniannya, pembangunan, hingga perekonomian.

Menurut riwayat, Lisbon pernah ditinggali oleh beberapa suku bangsa, seperti Alani, Suebi, Visigoth, Muslim dari Afrika Utara, dan orang-orang Moor.

Puncak kejayaan Lisbon terjadi pada abad ke-16, ketika kota ini berhasil menjadi pusat perdangangan rempah-rempah di Eropa.

Berawal dari kekalahan Malaka oleh Portugis.

Lisabon adalah ibu kota Portugal yang pernah menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di Eropa pada abad ke-16.

Kesuksesan ini berhasil dicapai Lisabon setelah bangsa Portugis, di bawah kepemimpinan Alfonso de Albuquerque, berhasil menaklukkan Malaka pada 1511.

Malaka pada saat itu merupakan pusat perdagangan di Asia Tenggara yang menjual banyak rempah-rempah.

Oleh sebab itu, Gubernur Jenderal Portugis di India, Alfonso de Albuquerque, ingin menaklukkan dan menguasai komoditas rempah-rempah di Malaka.

Alfonso pun mulai melempar serangan ke Malaka pada 15 Agustus 1511.

Sultan Malaka saat itu, yakni Sultan Mahmud Shah, berusaha melawan Alfonso beserta anak buahnya.

Namun, senjata yang dimiliki Portugis jauh lebih modern, yaitu berupa meriam dan pasukannya juga sudah dipersenjatai baju pelindung dari baja.

Berkat keunggulan ini, Portugis bisa mengalahkan tentara Malaka dan menaklukkan kota tersebut dalam sekejap.

Kekalahan ini membuat Sultah Mahmud Shah mengungsi ke dalam hutan dan undur diri dari jabatannya. Ia kemudian digantikan oleh putranya, Sultan Ahmad Shah.

Setelah Malaka berhasil ditaklukkan, Alfonso segera mengirim ekspedisi ke Maluku yang dipimin oleh Antonio de Abreu dan Fransisco Serrao pada 1512.

Perjalanan ini menjadi ekspedisi pertama bangsa Eropa yang berhasil menjangkau hingga ke wilayah Maluku, pusat produksi rempah-rempah dunia.

Lebih lanjut, rempah-rempah yang berhasil dikuasai oleh Portugis kemudian dikirim ke Lisabon untuk kemudian diperjualbelikan di Eropa.

Portugis juga memegang kendali penuh rute laut Afrika yang menjembatani Lisabon dengan Maluku, sehingga pengiriman rempah-rempah bisa terus berlangsung.

Sejak saat itu, Lisabon pun perlahan-lahan mulai tumbuh menjadi pusat perdagangan rempah-rempah yang ramai di Eropa.

Referensi:

  • Kasali, Rhenald. (2007). Change!. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/18/170000079/lisabon-pusat-perdagangan-rempah-di-eropa-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke