Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Peran Marthen Indey dalam Perjuangan Integrasi Papua

Setelah hampir dua dekade, tepatnya pada 1 Mei 1963, Papua resmi lepas dari kendali Belanda dan kembali ke NKRI.

Dalam kurun waktu selama itu, terdapat sejumlah tokoh integrasi Papua ke dalam wilayah Indonesia, salah satunya Marthen Indey.

Lantas, bagaimana peran Marthen Indey dalam membela dan menjaga persatuan wilayah Papua agar menjadi bagian NKRI?

Siapa Marthen Indey?

Marthen Indey adalah pahlawan nasional dari Papua yang pada masa penjajahan Belanda menjadi anggota polisi Hindia Belanda.

Kendati demikian, sikap nasionalismenya tidak pernah hilang, bahkan beberapa kali merencanakan pemberontakan terhadap Belanda, tetapi gagal.

Alhasil, Marthen Indey dan pejuang dari Papua lainnya, yakni, Silas Papare, pernah ditangkap oleh Belanda pada 1945.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Papua yang saat itu disebut Irian Barat, masih berada di bawah kendali Belanda.

Marthen Indey pun masih menjadi pegawai Pemerintah Belanda di Papua dengan jabatan sebagai kepala distrik.

Pada masa-masa inilah, ia menjadi salah satu tokoh Papua dalam proses pengembalian Papua ke dalam NKRI.

Peran Marthen Indey dalam integrasi Papua

Pada 1946, saat masih menjabat sebagai kepala distrik, Marthen Indey menjadi Ketua Partai Indonesia Merdeka (PIM).

Ia memimpin aksi protes yang didukung 12 delegasi kepala suku untuk menentang Belanda yang ingin memisahkan Papua dari Indonesia.

Marthen Indey juga secara terang-terangan mengimbau anggota militer yang bukan orang Belanda agar melancarkan perlawanan.

Upaya yang dilakukan Marthen Indey dalam mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Republik Indonesia itu sempat membuatnya dipenjara.

Pada 1949, diselenggarakan Konferensi Meja Bundar (KMB), yang menandai pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda.

Namun, berdasarkan hasil KMB, persoalan Papua juga belum menemui titik terang dan akan dibicarakan setahun setelah penyerahan kedaulatan.

Pada kenyataannya, berbagai perundingan antara Indonesia dan Belanda terkait status Papua tidak pernah menghasilkan kesepakatan yang pas hingga lebih dari satu dekade kemudian.

Pada 1962, Indonesia akhirnya memilih jalan perjuangan militer dengan menerjunkan operasi Trikora.

Saat itu, Marthen Indey telah bebas dari penjara dan menyusun kekuatan gerilya sambil menunggu kedatangan tentara Trikora.

Masalah Papua baru menemui titik terang saat Amerika Serikat mendesak Indonesia dan Belanda untuk melakukan perundingan.

Akhirnya, pada 15 Agustus 1962, disepakati Perjanjian New York yang mengatur pemindahan kekuasaan atas Irian Barat atau Papua Barat dari Belanda ke Indonesia.

Marthen Indey pun menjadi salah satu tokoh yang mewakili Irian sebagai delegasi RI dalam Perundingan New York.

Berkat peran besar Marthen Indey dan pejuang lainnya, pada 1 Mei 1963, Papua resmi kembali ke pangkuan Indonesia.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/15/150000479/peran-marthen-indey-dalam-perjuangan-integrasi-papua

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke