Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hamid Arief, Aktor Indonesia Paling Produktif

Sejak era 1950-an, Hamid Arief sudah membintangi film Indonesia dari berbagai genre, mulai dari drama, aksi, maupun komedi.

Namanya mencuat setelah bergabung dengan perusahaan Golden Arrow (1952-1955), di mana ia banyak mendapat peran utama.

Bahkan, Hamid Arief sempat dijuluki sebagai The Golden Boys alias anak emas.

Semasa hidup, Hamid Arief tidak pernah meninggalkan panggung kesenian, khususnya dunia perfilman. Dalam setahun, ia bisa membintangi empat hingga lima judul film.

Oleh sebab itu, untuk menghargai dedikasinya dalam bidang kesenian, Hamid Arief mendapat penghargaan Surjosoemanto dari Dewan Film Nasional pada 1988.

Biografi singkat

Ahmad Hamid Arief atau akrab disapa Hamid Arief lahir di Batavia (sekarang Jakarta) pada 25 November 1924.

Akibat kedatangan Jepang, ia hanya menempuh pendidikan sampai tingkat sekolah menengah pertama atau SMP.

Setelah berhenti sekolah, Hamid Arief mulai berkiprah di bidang kesenian dengan bergabung dalam perkumpulan teater Terang Bulan yang dipimpin oleh The Teng Chun.

Setahun setelahnya, ia pindah ke Bintang Surabaja, perkumpulan teater yang dipimpin oleh Fred Young.

Selama bergabung dengan Bintang Surabaja, Hamid Arief tidak hanya berakting, tetapi sesekali juga ikut sebagai penyanyi karena memiliki suara yang cukup indah.

Kemudian, sejak 1945-1948, Hamid Arief masuk ke dalam perkumpulan teater Pentjawarna pimpinan Djamaluddin Malik, dan barulah setelah itu kiprahnya dalam dunia perfilman dimulai.

Film pertama yang dibintangi oleh Hamid Arief bertajuk Anggrek Bulan, pada 1948, setelah ia menandatangani kontrak dengan South Pacific Film Corporation.

Sejak itu, ia mulai aktif membintangi sejumlah film. Memasuki 1950-an, karier Hamid Arief di dunia perfilman semakin cemerlang, terutama setelah bergabung dalam perusahaan Golden Arrow.

Di perusahaan ini, Hamid Arief kerap dipercaya menjadi pemeran utama, hingga ia dijuluki sebagai The Golden Boys alias anak emas.

Setelah kontrak dengan Golden Arrow berakhir pada 1955, ia menjadi seniman bebas, yang berarti bisa bermain untuk produksi mana pun.

Pada 1960-an, industri perfilman Indonesia sempat mengalami kemerosotan. Kendati begitu, Hamid Arief tetap sering muncul dalam berbagai panggung pertunjukan sebagai penyanyi, komedian, dan pemain film lintas genre.

Ia juga beberapa kali berperan sebagai tokoh keturunan Eropa, misalnya sebagai orang Inggris bernama Edward William dalam film Samiun dan Dasima (1970) dan sebagai polisi kolonial Belanda, Heyne Scott, dalam serial Si Pitung yang tayang pada 1970-an.

Hanya pada 1970-an, diperkirakan Hamid Arief membintangi sekitar 60 film. Tidak hanya itu, ia juga aktif di televisi mengisi acara sandiwara Komedi Jakarta. 

Pada awal 1980-an, Hamid Arief sempat membintangi beberapa judul film, sebelum akhirnya fokus berakting untuk sinetron bertajuk Rumah Masa Depan (1984-1986). 

Semasa hidup, Hamid Arief tidak pernah meninggalkan dunia perfilman dan diperkirakan telah membintangi lebih dari 120 judul film.

Untuk menghargai dedikasinya di bidang seni, ia diberi penghargaaan Surjosoemanto dari Dewan Film Nasional pada 1988.

Hamid Arief tutup usia pada 20 Desember 1992 di usia 68 tahun.

Referensi:

  • Biran, Misbach Yusa. (1979). Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. Jakarta: Sinematek Indonesia.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/06/100000179/hamid-arief-aktor-indonesia-paling-produktif

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke