Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Faktor Pendorong Berkembangnya Kerajaan Mataram Kuno

Pendiri Kerajaan Mataram Kuno adalah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya, yang memimpin sejak tahun 732 hingga 760.

Kerajaan Mataram Kuno, yang runtuh pada 1007, pernah dipimpin oleh tiga dinasti berbeda, yaitu Dinasti Sanjaya, Dinasti Syailendra dan Dinasti Isyana.

Selama hampir tiga abad berkuasa, Kerajaan Mataram Kuno mengalami perkembangan pesat dan sempat mencapai kejayaannya pada akhir abad ke-8.

Lantas, apa faktor pendorong berkembangnya Kerajaan Mataram Kuno?

Letaknya strategis

Letak Kerajaan Mataram Kuno terbilang strategis, yakni di dekat Sungai Bengawan Solo.

Sungai Bengawan Solo merupakan jalur perdagangan sungai yang utama di Jawa Tengah.

Kegiatan ekonomi utama yang dilakukan masyarakat Mataram Kuno adalah bertani, beternak, berdagang, dan membuat kerajinan.

Kegiatan perdagangan dilakukan secara bergilir mengikuti hari pasaran Jawa, dengan barang yang diperdagangkan berupa rempah-rempah, kapur barus, gading, dan emas.

Letak yang strategis di dekat sungai secara langsung memberi keuntungan bagi Kerajaan Mataram Kuno, karena dilewati jalur perdagangan yang dapat menopang kehidupan ekonominya.

Wilayahnya subur

Kerajaan Mataram Kuno merupakan salah satu kerajaan di Jawa yang bercorak agraris karena memiliki tanah pertanian yang subur.

Oleh sebab itu, banyak masyarakat Mataram Kuno yang bermata pencarian di sektor pertanian.

Salah satu bukti bahwa Kerajaan Mataram Kuno bergerak di sektor agraris adalah keterangan dalam Prasasti Canggal yang menjelaskan bahwa tanah Jawa melimpah akan padi.

Selain itu, wilayah Mataram Kuno, baik saat di Jawa Tengah atau di Jawa Timur juga memiliki banyak sungai dan dataran subur.

Dengan memiliki daerah pertanian yang subur, maka Kerajaan Mataram Kuno bisa menghasilkan berbagai tanaman yang menjadi komoditas perdagangan yang mampu mendongkrak kondisi perekonomian kerajaan.

Penguasanya arif dan bijaksana

Kerajaan Mataram Kuno terbilang memiliki banyak kebudayaan. Pasalnya, kerajaan ini pernah diperintah oleh tiga dinasti berbeda dengan corak agama yang berbeda pula.

Kendati demikian, kerajaan ini dapat berdiri hingga tiga abad lamanya karena raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Mataram Kuno sangat arif dan bijaksana.

Masyarakat Kerajaan Mataram Kuno terdiri atas agama Hindu dan agama Buddha.

Namun, toleransi antara pemeluk agama Hindu dan Buddha pun sangat tinggi, baik di kalangan masyarakat atau pemerintahan.

Salah satu buktinya adalah, Kerajaan Mataram Kuno banyak meninggalkan candi yang bercorak Hindu dan Buddha.

Contohnya adalah Candi Borobudur, yang dibangun pada masa kepemimpinan Samaratungga.

Candi Borobudur, yang berlokasi di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, berdiri sebagai bangunan tempat ibadah para penganut agama Buddha.

Kemudian, ada Candi Prambanan yang dibangun pada masa kepemimpinan Rakai Pikatan.

Candi Prambanan terletak di Kranggan, Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Candi Prambanan berdiri sebagai tempat ibadah para penganut agama Hindu.

Selain itu, ada kerja sama antara raja dan para Brahmana juga terjalin baik, sehingga kehidupan sosial dan budaya Kerajaan Mataram Kuno dapat berkembang dan maju.

Referensi:

  • Saputro, Sutarto. (2019). Mengenal Kerajaan-Kerajaan di Nusantara. Sukoharjo: Graha Printama Selaras.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/04/26/140000279/faktor-pendorong-berkembangnya-kerajaan-mataram-kuno

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke