Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kekaisaran Babilonia Lama: Sejarah, Raja-raja, dan Keruntuhan

Kekaisaran ini didirikan oleh bangsa Amoria di bawah pimpinan Sumuabum pada sekitar 1894 SM.

Babilonia Lama mengalami kejayaan pada masa Raja Hammurabi (1792-1750 SM), dibuktikan dengan kemajuan perdagangan dan administrasinya.

Di bawah kekuasaan Hammurabi, Babilonia menjadi salah satu negeri terluas pada zaman kuno.

Pengaruh Hammurabi yang kuat beserta kemajuan yang dibawanya pada akhirnya memunculkan bangsa-bangsa lain yang ingin menguasai Babilonia Lama.

Berdirinya Babilonia Lama

Babilon atau Babel didirikan sebelum abad ke-23 SM, sebelum pemerintahan Sargon Agung dari bangsa Akkadia, yang memerintah antara 2334-2279 SM.

Setelah Dinasti Ketiga Ur runtuh pada 2004 SM, bangsa Amori atau Suku Amori, yang dipimpin oleh Sumuabum, membeli sebidang tanah di Kota Babilon.

Kota Babilon pun dikembangkan dan dikuasai oleh Bangsa Amori pada 1895 SM, tetapi masih berada di bawah bayang-bayang Kerajaan Kazalu.

Oleh karena itu, Sumuabum belum berani menyatakan diri sebagai Raja Babilonia, karena kekuatan militernya juga belum mumpuni.

Pada awal berdirinya, hingga beberapa raja berikutnya, Babilonia masih tergolong sebagai kota kecil yang belum kuat, di banding dengan negara-negara yang telah berdiri saat itu.

Kerajaan lain yang berada di sekitar Babilonia saat itu adalah Isin, Larsa, Assyria, dan Elam.

Raja-raja Babilonia Lama

  • Samuabum (1894-1883 SM)
  • Sumulael (1883-1845 SM)
  • Sabium (1845-1831 SM)
  • Apilsin (1831-1813 SM)
  • Sinmubalit (1813-1793 SM)
  • Hammurabi (1792-1750 SM)
  • Samsuilun (1750-1712 SM)

Masa kejayaan

Kekaisaran Babilonia Lama baru mengalami kejayaan pada masa pemerintahan Raja Hammurabi, yang berkuasa antara 1792 hingga 1750 SM.

Pada masa Hammurabi, Babilonia dibangun secara besar-besaran hingga berubah menjadi kota besar yang kuat.

Babilonia juga berhasil memerdekakan diri dari bayang-bayang bangsa Elam yang menguasai timur Mesopotamia dan menaklukkan Kekaisaran Assyria Lama.

Setelah menaklukkan Elam dan menguasai wilayahnya, Babilonia kemudian menaklukkan kota-kota lain, seperti Kis, Lagasy, Nipur, Borsipa, Ur, Uruk, Uma, Adab, Sipar, Rapiqum, dan Eridu.

Penaklukkan Babilonia inilah yang kemudian mendatangkan kedamaian di Mesopotamia, yang sebelumnya berada dalam pusaran konflik dan kekacauan.

Selain menguasai Mesopotamia, Hammurabi juga mereformasi sistem pemerintahan Babilonia Lama dengan merombak sistem perpajakan dan pemerintahan.

Salah satu kebijakan fenomenal yang dilakukan oleh Hammurabi adalah penyusunan undang-undang Babilonia.

Undang-undang yang disusun Raja Hammurabi inilah kemudian yang dikenal dengan sebutan Codex Hammurabi, yang disusun dan ditulis dalam sebuah prasasti berukuran 2,25 meter dan ditulis dengan bahasa Akkadia.

Undang-undang tersebut berisi tentang peraturan perdagangan, perbudakan, ganti rugi kerusakan, pencurian, dan hubungan keluarga.

Codex Hammurabi pun diakui sebagai salah satu hukum tertulis paling awal dan paling lengkap.

Kota Babilonia, yang merupakan ibu kota Kekaisaran Babilonia, dijadikan sebagai pusat peradaban, agama, dan budaya oleh Hammurabi.

Babilonia Lama juga mengalami kemajuan di bidang perdagangan. Hubungan dagang dijalin dengan bangsa lain, seperti bangsa Kanaan dan negeri Syam.

Di bidang seni arsitektur, Babilonia Lama juga mengalami kemajuan, dibuktikan dengan adanya kuil-kuil raksasa berdinding batu kasar.

Di bidang ilmu pengetahuan, Babilonia Lama diketahui telah menerapkan ilmu matematika dalam menghitung tahun kalender.

Runtuhnya Babilonia Lama

Dalam perjalanannya, Kekaisaran Babilonia Lama mulai terancam oleh bangsa dari pegunungan di Gutium.

Raja Hammurabi pun memerintahkan pasukannya untuk menyerang ke Gutium, tetapi usaha ini tidak berhasil mempertahankan kedigdayaan Babilonia Lama.

Setelah Hammurabi meninggal pada 1750 SM, Babilonia Lama diperintah oleh putranya yang bernama Samsuilun.

Penyebab keruntuhan Babilonia Lama adalah adanya ancaman dari bangsa lain, sedangkan pengganti Hammurabi tidak cukup cakap mempertahankan kekuasaanya.

Pada masa pemerintahan Samsuilun, bangsa barbar Kassite yang berasal dari Gutium berhasil menerobos wilayah Babilonia Lama dan mendirikan kekuasaannya di perbatasan.

Pada masa kekuasaan Samsuilun, Babilonia Lama tidak banyak diketahui riwayatnya. Namun, hanya dijelaskan bahwa suku-suku kecil mulai menguasi wilayah Babilonia secara bergantian hingga ditaklukkan oleh bangsa Assyria.

Referensi:

  • Mursidi, Agus. Adinata, Tofan Priananda. (2021). Peradaban Asia Barat Daya. Klaten: Penerbit Lakeisha.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/02/18/150000379/kekaisaran-babilonia-lama--sejarah-raja-raja-dan-keruntuhan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke