Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pertempuran Walaja: Latar Belakang, Strategi, dan Jalannya Perang

Dalam pertempuran yang terjadi pada Mei 633 ini, pasukan Islam berada di bawah pimpinan Khalid bin Walid dan Al-Mutsanna bin Haritsah.

Meski kalah jumlah, pasukan Islam berhasil mengalahkan pasukan Persia dan sekutunya dari Arab.

Kemenangan itu tidak lepas dari strategi Khalid yang cemerlang, yaitu dengan melakukan pengepungan ganda.

Latar belakang

Setelah Nabi Muhammad SAW meninggal dunia, Abu Bakar menggantikannya sebagai pemimpin umat Islam.

Di awal pemerintahannya, Abu Bakar harus menghadapi gejolak dalam Perang Riddah dan Perang Yamamah, di mana ia memerangi orang-orang murtad (meninggalkan Islam), menolak membayar zakat, juga nabi palsu.

Setelah urusan itu selesai, Khalifah Abu Bakar sadar bahwa Kekaisaran Sasaniyah dan Kekaisaran Bizantium (Romawi Timur), bisa mengancam sewaktu-waktu.

Selain itu, Khalifah juga berencana untuk memperluas wilayah Islam dengan menguasai Irak.

Oleh karena itu, Khalifah Abu Bakar mengutus Panglima Perang, Khalid bin Walid, untuk menguasai Irak dan mengalahkan Kekaisaran Sasaniyah.

Pasukan Islam di bawah Khalid bin Walid mulai menyerang pada April 633, di mana mereka mampu mengalahkan tentara Sasaniyah dalam dua pertempuran sekaligus, yaitu dalam Perang Dzatus Salasil dan Perang Madzar.

Setelah itu, Khalid membawa pasukannya menuju Hira. Sedangkan pasukan Kekaisaran Sasaniyah diminta oleh kaisarnya, Yazdegerd III, untuk berkumpul di ibu kota.

Yazdegerd III kemudian mengerahkan pasukannya di bawah pimpinan Andarzaghar untuk menghadang tentara Islam di Walaja (sekarang masuk wilayah Palestina).

Strategi perang

Setelah kemenangannya dalam Perang Dzatus Salasil dan Perang Madzar, Khalid bin Walid diam-diam mengirim mata-mata ke Kekaisaran Sasaniyah.

Ia pun mengetahui persiapan Kekaisaran Sasaniyah, termasuk rencana pasukan Andarzaghar dan sekutu-sekutunya untuk menghadang tentara Islam di Walaja.

Menyadari bahwa pasukannya yang sebanyak 15.000 orang kalah jumlah, Khalid segera menyusun dua strategi.

Strategi pertama adalah untuk maju dengan cepat dan melawan Andarzaghar sebelum sekutunya sampai di Walaja.

Strategi yang kedua dengan melakukan pengepungan. Sedangkan taktik Andarzaghar adalah bertahan dan membiarkan umat Muslim menyerang terlebih dulu.

Setelah pasukan Muslim lelah, Andarzaghar berencana melancarkan serangan balik.

Jalannya perang

Ketika Perang Walaja meletus, fase pertama pertempuran berjalan sesuai kemauan Andarzaghar.

Kendati demikian, Khalid berhasil membunuh jagoan Kekaisaran Sasaniyah yang bernama Hazar Mard. Hal ini membuat pasukan Islam semakin percaya diri.

Pada fase kedua, pasukan Sasaniyah melakukan serangan balik. Menyadari posisinya cukup terdesak, Khalid memerintahkan pasukannya untuk mundur dan melakukan formasi bulan sabit.

Dengan begitu, pasukan Andarzaghar mulai masuk ke dalam kepungan mereka. Setelah itu, pasukan Muslim segera menyerang dengan kecepatan luar biasa, mundur, berkumpul kembali, dan menyerang lagi.

Gerakan ini efektif untuk melemahkan tentara Sasaniyah hingga mereka terjebak dan akhirnya berhasil dikalahkan.

Kendati demikian, Andarzaghar dan beberapa ribu pasukannya berhasil melarikan diri.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/01/13/080000979/pertempuran-walaja--latar-belakang-strategi-dan-jalannya-perang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke