Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kerajaan Bunut: Sejarah, Perkembangan, dan Keruntuhan

Leluhurnyanya adalah Abang Riyang yang bergelar Kyai Riyang atau Kyai Patih Riyang bin Sumbung Batik, yang berasal dari Embaluh.

Abang Riyang memiliki putra bernama Abang Turan, yang bergelar Kyai Pati Turan. Adapun putra Abang Turan inilah yang akhirnya mendirikan Kerajaan Bunut pada 1821.

Sejarah

Sejarah berdirinya Kerajaan Bunut dapat ditelusuri dari kisah Abang Turan, yang memiliki putra bernama Abang Barita (Panembahan Adi Paku Negara).

Pada 1815, Abang Barita menikah dengan Dayang Patimah, putri dari Kyai Pati Anom Sunjung dari Selimbau.

Pernikahan Abang Berita dengan Dayang Patimah dikaruniai tiga orang putri bernama Dayang Baiyah (Ratu Pati), Dayang Lumut (Ratu Panembahan Haji Hadijah) dan Dayang Ajar (Nyai Mas).

Dayang Lumut kelak menikah dengan Pangeran Muhammad Abbas Suryanegara, yang merupakan Raja Selimbau.

Setelah beberapa lama tinggal di Selimbau, Abang Barita memohon kepada raja supaya diizinkan membuka pemukiman di Nanga Bunut untuk mengumpulkan kerabatnya.

Setelah diizinkan, Abang Barita berangkat untuk mendirikan pemukiman bersama pengikutnya di Nanga Bunut. Begitu sampai, ia dikaruniai putri lagi yang bernama Dayang Suntai.

Di pemukiman baru tersebut, Abang Barita memperoleh gelar Pangeran Lawuk dan mendirikan Kerajaan Bunut pada 1821.

Perkembangan Kerajaan Bunut

Kerajaan Bunut pada awal berdirinya diwarnai dengan berbagai gejolak, salah satunya diakibatkan oleh perselisihan antara orang Dayak Batang Lupar dengan rakyat Bunut.

Perselisihan yang berujung perang itu dapat diselesaikan dengan bantuan Raja Pangeran Muhammad Abbas Suryanegara dari Selimbau.

Pada 1861, Abang Barita meninggal dan berpesan untuk dimakamkan di Selimbau. Hal ini karena ia merasa berhutang budi kepada Selimbau, yang banyak membantu Kerajaan Bunut.

Selanjutnya, tampuk pimpinan Bunut dilanjutkan oleh menantu Abang Barita yang bernama Abang Jaya Surian.

Hal ini dikarenakan kedua anak laki-laki Abang Barita yang bernama Abang Ijal dan Abang Ajan (Raden Suta Sura Diwangsa) masih belum cukup dewasa untuk memimpin kerajaan.

Setelah itu, terjadi konflik internal karena putra Abang Barita menuntut singgasana. Di sisi lain, cucu dari Abang Jaya Surian yang bernama Abang Tela, juga merasa berhak atas singgasana Bunut.

Karena kejadian tersebut, disepakati bahwa Bunut akan dipimpin oleh dua orang raja, yaitu Abang Ajan atau Raden Sura Suta Diwangsa yang bergelar Panembahan Pakunegara dan Abang Tela yang bergelar Panembahan Surapati.

Runtuhnya Kerajaan Bunut

Keberadaan dua raja dalam Kerajaan Bunut ternyata tidak membuat Raden Sura Suta Diwangsa puas.

Ia pun mengadukan permasalahan ini kepada pemerintah kolonial Belanda, terutama Jenderal Van den Bosch, pada 1865.

Pemerintah kolonial Belanda selanjutnya turun tangan dan menetapkan Raden Sura Suta Diwangsa sebagai raja Kerajaan Bunut dan Raden Prabu Anom Dulaga sebagai putra mahkotanya.

Ketetapan Belanda tersebut ditentang oleh Abang Tela dan Abang Tani Hasan yang merupakan putra lain dari Abang Jaya Surian atau Pangeran Adipati Mangku Negara.

Tidak lama kemudian, Belanda berbalik mendukung Abang Tela dan Abang Tani Hasan sehingga Raden Sura Suta Diwangsa beserta putra mahkotanya tersingkir dari istana Bunut.

Pada 1865, Abang Tani Hasan resmi menjadi Raja Bunut dengan gelar Pangeran Adi Pakunegara.

Di bawah Abang Tani, Kerajaan Bunut didasari oleh hukum Islam, karena agama Islam berkembang pesat.

Namun, Abang Tani Hasan ditangkap dan diasingkan Belanda ke Batavia pada Juli 1910 karena dituduh melakukan kesalahan.

Dengan ditangkapnya Abang Tani Hasan, riwayat Kerajaan Bunut resmi berakhir.

Referensi:

  • Taniputera, Ivan. 2017. Ensiklopedi Kerajaan-Kerajaan Nusantara: Hikayat dan Sejarah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/12/15/140116879/kerajaan-bunut-sejarah-perkembangan-dan-keruntuhan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke