Oleh pemerintah Hindia Belanda, gaya naturalistik Mooi Indie ini terus dikembangkan hingga awal abad 20.
Saat itu, para seniman Belanda dan Eropa hanya melukis lukisan-lukisan yang menggambarkan keindahan alam Hindia Belanda.
Perkembangan
Mooi Indie yang dalam bahasa Indonesia berarti Hindia Elok, Hindia Jelita, atau Hindia Molek merupakan aliran seni lukis yang berkembang abad 19 di Hindia Belanda.
Lahirnya aliran lukis Mooi Indie berawal dari para orang Eropa khususnya Belanda yang datang ke tanah jajahan dengan membawa aliran seni lukis mereka yang disebut Mooi Indie.
Saat itu, orang-orang Eropa dan Belanda hanya melukis lukisan-lukisan yang menunjukkan keindahan pemandangan di Hindia Belanda.
Tujuannya adalah untuk menggencarkan daya tarik pariwisata di tanah jajahan.
Sejak itu, mulai banyak bermunculan lukisan-lukisan yang dipesan oleh biro perjalanan di Eropa untuk setiap tanah jajahannya.
Setelah itu, gaya naturalistik ini lantas diteruskan oleh pemerintah Hindia Belanda sampai awal abad 20.
Pemerintah Hindia Belanda meminta setiap pelukis Belanda seperti Du Chattel maupun pelukis bumiputra untuk membuat lukisan dengan aliran Mooi Indie.
Mereka diminta untuk melukis keindahan pemandangan Hindia Belanda yang molek dan cantik.
Ciri-ciri
Ciri khas dari lukisan Mooi Indie adalah sebagai berikut:
Tokoh Mooi Indie
Pelukis beraliran Mooi Indie terbagi menjadi empat kelompok besar, yaitu:
Orang Asing
Orang asing yang dimaksud adalah orang asing dari luar negeri yang jatuh cinta dengan keindahan Hindia Belanda dan menemukan berbagai objek menarik di sana.
Beberapa pelukis Mooi Indie orang asing adalah:
Orang Belanda kelahiran Hindia Belanda
Pelukis orang Belanda kelahiran Hindia Belanda, seperti:
Orang Pribumi
Orang pribumi yang berbakat melukis dan beraliran Mooi Indie adalah:
Orang Tionghoa
Orang-orang keturunan China atau Tionghoa yang beraliran Mooi Indie seperti:
Kontroversi
Aliran Mooi Indie yang menggambarkan keindahan Hindia Belanda ini menarik perhatian Agus Djaja dan Sudjojono, dua pelukis Indonesia.
Keduanya mengkritik bahwa Mooi Indie telah melenakan masyarakat bumiputra dari keadaan yang sesungguhnya, yaitu terjajah.
Oleh sebab itu, Djaja dan Sudjojono mendirikan Persatuan Ahli-ahli Gambar Indonesia atau Persagi sebagai bentuk perlawanan.
Namun, pada akhirnya mereka juga harus melukis dengan aliran Mooi Indie karena saat itu aliran Mooi Indie sangat mengakar di masyarakat.
Artikel ini telah tayang di Historia.id dengan judul "Mooi Indie Diserang Lalu Disayang".
https://www.kompas.com/stori/read/2021/11/08/090000779/aliran-seni-lukis-mooi-indie