Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perbedaan Ratu, Permaisuri, dan Selir

Ketiga istilah tersebut sama-sama digunakan untuk menyebut pendamping dari seorang penguasa.

Berikut ini perbedaan ratu, permaisuri, dan selir yang patut Anda ketahui.

Ratu

Ratu atau queen adalah gelar kebangsawanan dalam kerajaan yang diberikan kepada seorang perempuan penguasa kerajaan, atau padanan dari raja bagi laki-laki.

Seorang perempuan yang menjadi ratu biasanya mewarisi takhta setelah kematian raja atau ratu sebelumnya.

Contohnya seperti Ratu Elizabeth II yang merupakan penguasa monarki Inggris, atau Tribhuwana Wijayatunggadewi, ratu pemimpin Majapahit di masa kejayaannya.

Namun, istilah ini terkadang juga digunakan untuk merujuk pada istri raja. Dalam konteks ini, pengertian ratu sejajar dengan permaisuri.

Di Indonesia sendiri, istilah ratu berasal dari bahasa Jawa Kuno, yang berarti pemimpin suatu kelompok dan digunakan oleh laki-laki ataupun perempuan.

Dalam sejarahnya, jumlah ratu lebih sedikit daripada raja, karena sejak zaman dulu perempuan dipandang lebih lemah dan kepemimpinan adalah ranah bagi laki-laki.

Suami seorang ratu akan diberi gelar pangeran, bukan raja sebagaimana abad pertengahan, untuk memastikan kedudukannya tidak lebih tinggi dari ratu itu sendiri.

Permaisuri

Permaisuri atau queen consort adalah sebutan bagi istri utama penguasa monarki (raja, sultan, atau kaisar). Kata permaisuri sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya perempuan tertinggi.

Pada budaya tertentu, tidak semua istri seorang penguasa monarki bisa langsung mendapatkan gelar permaisuri.

Ketika penguasa monarki memiliki lebih dari satu istri, kedudukan permaisuri lebih tinggi dari pasangan raja yang lain.

Begitu pula dengan keturunannya, anak-anak raja dari permaisuri akan memiliki kedudukan lebih tinggi dan didahulukan menjadi pewaris takhta dibandingkan anak-anak raja dari istri yang lain.

Permaisuri harus berasal dari keturunan bangsawan atau memiliki status sosial yang tinggi. Setelah menjadi isri utama raja, permaisuri akan menjadi ibu negara serta terlibat dalam urusan politik kerajaan.

Contoh permaisuri adalah Gusti Kanjeng Ratu Hemas, yang merupakan istri dari Sri Sultan Hamengkubuwana X dari Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Selir

Sama dengan permaisuri, selir juga istri dari penguasa monarki, baik raja, sultan, ataupun kaisar.

Akan tetapi, selir bukan istri utama. Ia merupakan pasangan ke sekian dan kedudukannya jauh di bawah permaisuri.

Meski begitu, selir tetap memiliki hak untuk dipenuhi meskipun raja atau seorang penguasa mengambil selir lagi.

Para selir akan dijaga dan diawasi oleh kasim, yakni laki-laki yang telah dikebiri dan bekerja sebagai pelayan raja ataupun anggota keluarga kerajaan.

Pada zaman dulu, hampir semua penguasa monarki memiliki banyak selir yang biasanya berasal dari status sosial rendah.

Tanpa melihat latar belakangnya, setiap perempuan yang bekerja di istana dan menarik perhatian raja pun bisa menjadi selir.

Alasan raja memiliki banyak selir umumnya adalah sebagai simbol kekuasaan dan untuk menjamin adanya pewaris takhta di tengah tingginya angka kematian bayi pada zaman dulu.

Meskipun anak-anak yang lahir dari selir biasanya akan diperlakukan dengan cara berbeda dengan anak-anak permaisuri.

Contoh selir adalah Sineenat Wongvajirapakdi, selir Raja Thailand, Raja Maha Vajiralongkorn.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/10/30/130000779/perbedaan-ratu-permaisuri-dan-selir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke