Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Margonda: Peran dan Perjuangannya

Ia adalah sosok yang aktif mengikuti gerakan kepemudaan yang kemudian membentuk laskar-laskar perjuangan. 

Margonda juga pernah bergabung sebagai anggota Badan Keamanan Rakyat (BKR) di Bogor. 

Setelah mengikuti pendidikan militer, ia dimasukkan ke Batalion Bogor dengan pangkat letnan muda.

Kemudian, dari Bogor ia berangkat untuk bergabung bersama Batalion I Depok. 

Sewaktu di Depok, Margonda turut terlibat dalam pertempuran melawan NICA untuk merebut Kota Depok dari tangan mereka. 

Masa Muda

Margonda lahir dan besar di Bogor. Ia bersama keluarganya tinggal di Jalan Ardio Bogor. 

Nama asli dari Margonda sendiri adalah Margana, seorang siswa yang sewaktu masih bersekolah dikenal sebagai atlet berprestasi. 

Setelah itu, Margonda melanjutkan belajarnya sebagai analis kimia di Balai Penyelidikan Kimia Bogor. 

Lembaga tersebut sudah berdiri sejak awal Perang Dunia I oleh Indonesische Chemische Vereniging, milik Belanda.

Memasuki tahun 1940, Margonda ikut pelatihan penerbang cadangan di Luchtvaart Afdeeling atau Departemen Penerbangan Belanda. 

Namun, pelatihannya tidak berlangsung lama, karena pada 5 Maret 1942, Jepang mulai menduduki Indonesia. 

Perjuangan

Kemudian, pasca-kemerdekaan Indonesia, 1945, Jepang takluk akibat bom atom Amerika yang memporak-porandakan Nagasaki dan Hiroshima.

Margonda mulai aktif mengikuti gerakan kepemudaan yang membentuk laskar-laskar perjuangan.

Ia bergabung dalam Badan Keamanan Rakyat (BKR) di Bogor.

Setelah mengikuti pendidikan militer, ia dimasukkan ke Batalion Bogor dengan pangkat letnan muda. 

Dari Bogor, ia naik kereta api menuju Batalion I di Depok.

Setelah sampai di Depok, perjuangan Margonda dimulai. 

Huru-hara yang terjadi di Depok meletus pada 11 Oktober 1945, dikenal sebagai Peristiwa Gedoran Depok.

Pertempuran ini bertujuan untuk merebut Depok dari tangan penjajah. 

Meski sempat unggul, tidak dalam waktu lama, NICA kembali menguasai Depok.

Sejak saat itu, kantor Gemeente Bestur yang tadinya dijadikan markas Tentara Keamanan Rakyat (TKR) berubah menjadi markas NICA.

Memasuki November 1945, para pejuang kembali menyusun strategi untuk kembali merebut Depok dari tangan NICA.

Para pejuang sepakat untuk menyerang Depok pada 16 November 1945. Margonda turut berperan melawan penjajah bersama para pejuang lain. 

Akhir Perjuangan

Waktu itu, Margonda bertempur di Kalibata.

Ketika pertempuran sedang berlangsung, Margonda hendak melemparkan granat kepada musuh.

Akan tetapi, di saat yang bersamaan dadanya juga diterjang peluru yang ditembakkan oleh NICA. 

Seketika itu, granat meledak dan menghancurkan tubuh Margonda sendiri. 

Margonda dinyatakan gugur dalam pertempurannya melawan NICA di Kalibata. 

Untuk menghargai setiap jerihpayahnya, nama Margonda kemudian diabadikan sebagai nama jalan utama di Kota Depok. 

https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/11/100000479/margonda-peran-dan-perjuangannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke