Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Syam'un: Asal Usul, Peran, dan Perjuangan

Selain dikenal sebagai pejuang, Syam'un juga berperan penting dalam dunia pendidikan. 

Ia pernah mendirikan pesantren di Banten yang menganut sistem pendidikan dengan melakukan kolaborasi antara ilmu agama dan ilmu murni. 

Kehidupan

KH Syam'un lahir di Kampung Beji, Cilegon, Banten, 15 April 1883. Ia merupakan putra dari Siti Hadjar dan H. Alidjan. 

Sewaktu remaja, Syam'un memperoleh pendidikan di pesantren Dalingseng milik KH Sa'i tahun 1901.

Kemudian, ia berpindah ke pesantren Kamasan, asuhan KH Jasum di Serang tahun 1904. 

Pada tahun berikutnya, KH Syam'un pergi ke Mekkah. Ia berkuliah di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, dari tahun 1910 hingga 1915. 

Setelah lulus dari Al-Azhar, KH Syam'un kembali ke Mekkah untuk mengajar di Masjid al-Haram.

Ia pun kembali ke tanah air tahun 1915.

Kiprah

Setelah kembali dari Mekkah, ia mendirikan pesantren miliknya di Citangkil, Cilegon, pada 1916. 

Tahun 1929, cabang-cabang pesantren yang ia dirikan juga mulai bermunculan di sejumlah wilayah Banten. 

Pada 1936, ia mendirikan sekolah dasar umum atau HIS. 

Pasca kekuasaan pemerintahan Hindia Belanda berakhir pada 1942, Syam'un menjadi salah satu tokoh yang didekati oleh pemerintah pendudukan Jepang untuk merebut simpati rakyat Banten.

Riwayat kegiatan militer KH Syam'un bermula ketika pasukan Jepang di Indonesia mengajak KH Syam'un bergabung bersama Pembela Tanah Air (PETA) pada November 1943. Ia menjadi daidanco atau komandan batalion.

KH Syam'un didekati pihak Jepang karena mereka selalu mengincar tokoh rakyat, seperti pemimpin partai, agama, kiai, dan pamong praja untuk menjadi daidanco.

Sebenarnya KH Syam'un berat hati menerima ajakan tersebut karena Jepang mengatakan apabila KH Syam'un menolak maka perguruan Al-Khaeriyah akan ditutup.

Selama bergabung dalam PETA, Syam'un banyak belajar soal taktik dan strategi militer. Ia berhasil menyusun stuktur militer Banten. 

Ia kemudian memperoleh tugas dari KH Tb. Achmad Chatib untuk menghantam gerakan Tje Mamat, seorang tokoh perlawanan. 

Syam'un berhasil menaklukkan Tje Mamat pada awal Januari 1946. 

Setelah selesai dengan Tje Mamat, KH Syam'un berhadapan dengan tentara NICA atau Sekutu. Ia melawan Belanda dengan bertindak sebagai Panglima Divisi 1000/1 (Divisi Siliwangi) hingga Maret 1947. 

Syam'un bertugas untuk menahan infiltrasi NICA dan Sekutu ke Banten. 

Wafat

KH Syam'un wafat pada 2 Maret 1949 di Gunung Cacaban Anyer.

Atas peran dan jasanya, ia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Jokowi pada 8 November 2018. 

https://www.kompas.com/stori/read/2021/07/20/160000979/syam-un--asal-usul-peran-dan-perjuangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke