Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sultan Mahmud Riayat Syah: Peran dan Perjuangannya

Ia memerintah dari tahun 1770 sampai 1811. 

Sultan Mahmud Riayat Syah terkenal dengan kegigihannya dalam melawan Belanda. 

Ia melawan Belanda dengan strategi perang gerilya Laut, sehingga kedaulatan Sultan Mahmud Riayat Syah diakui oleh Belanda sebagai penguasa terbesar kesultanan Lingga-Riau-Johor-Pahang. 

Masa Muda

Sultan Mahmud Riayat Syah lahir di Hulu Riau, 24 Maret 1756. 

Ayahnya adalah Sultan Johor ke-13 bernama Abdul Jalil Muazzam Syah. Sang ibu adalah Tengku Puteh binti Daeng Chelak.

Meskipun Sultan Mahmud Riayat Syah adalah anak bungsu, sejak usia 14 tahun ia telah menjadi sultan. 

Ketika ia akhirnya memimpin menjadi Sultan, Sultan Mahmud Riayat Syah memiliki empat orang yang di-Pertuan Muda (YDM). 

Keempat orang tersebut adalah YDM Daeng Kemboja, YDM Raja Hasi Fisabilillah, YDM Raja Ali, dan YDM Raja Jaafar. 

Perjuangan

Setelah Sultan Mahmud Riayat Syah memimpin, tahun 1784 Belanda mulai menyerang Kerajaan Johor di Hulu Riau. 

Belanda mengirim kapal utrecht serta enam buah kapal perang di bawah komando Jacob Pieter van Braam. 

Perang antara Johor dan Belanda pun pecah yang berakhir dengan kemenangan Belanda.

Akhirnya pada 10 November 1784, Sultan Mahmud Riayat Syah menandatangani perjanjian dengan VOC. 

Perjanjian tersebut menyatakan bahwa:

  • Pelabuhan Riau menjadi milik Belanda
  • Monopoli Bugis di atas kantor YMD harus berakhir
  • Larangan untuk orang Bugis memegang jabatan di pemerintahan Johor

Pada Juni 1785, Belanda kembali ke Hulu Riau yang menimbulkan rasa tidak senang Sultan Mahmud Riayat Syah. 

Ia pun menghimpun kekuatan dengan Raja Tempasuk dan Raja Ismail asal Johor untuk melawan Belanda. 

Pertempuran dimulai pada 13 Mei 1787 dengan pasukan Sultan Mahmud Riayat Syah yang melakukan gerilya. 

Belanda pun berhasil terpukul mundur pada Mei 1787. 

Strategi gerilya laut yang dilakukan Sultan Mahmud Riayat Syah berhasil menumpas Belanda.

Akhir Hayat

Sultan Mahmud Riayat Syah wafat di Daik, Lingga, 12 Januari 1811. Jasadnya dimakamkan di belakang Majid Sultan, Daik Lingga. 

Untuk menghargai jasa-jasanya, Presiden Joko Widodo menganugerahinya gelar Pahlawan Nasional Indonesia.

Upacara tersebut dilakukan di Istana Negara pada 9 November 2017 berdasarkan Kepres RI No. 115/TK/ Tahun 2017. 

 

https://www.kompas.com/stori/read/2021/07/13/080000179/sultan-mahmud-riayat-syah--peran-dan-perjuangannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke