Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tea Act, Monopoli Teh oleh Inggris di Amerika

Tujuan dikeluarkannya undang-undang ini adalah untuk mengurangi kelebihan teh yang dimiliki EIC yang sedang terancam bangkrut.

Selain itu, Parlemen Britania Raya ingin mengurangi pasokan teh ilegal dari Belanda yang diselundupkan ke koloni Inggris di Amerika Utara.

Tea Act diresmikan pada 10 Mei 1773, yang kemudian menerima beragam protes dari para kolonis.

Reaksi keras dari kaum koloni di Amerika pada akhirnya memicu terjadinya perlawanan yang dikenal dengan sebutan Revolusi Amerika.

Latar belakang dikeluarkannya Tea Act

Pada tahun 1760 hingga awal 1770-an, EIC diharuskan untuk menjual tehnya secara eksklusif di London dengan pajak sekitar dua shiling dan enam pence per pon.

Sementara teh yang ditujukan untuk dijual koloni di Amerika Utara terkena pajak dua kali lipatnya.

Hal ini membuat pedagang Amerika memilih membeli teh yang diselundupkan dari Belanda karena harganya lebih murah.

Meski teh dari EIC lebih berkualitas, beberapa kolonis yang tergabung dalam organisasi rahasia, Sons of Liberty, memilih membeli teh selundupan sebagai bentuk protes terhadap Townshend Act (monopoli bahan bangunan) yang ditetapkan Inggris pada 1767.

Pada akhirnya, besarnya teh selundupan yang mencapai 86 persen dari total teh yang beredar di Amerika membuat Inggris dan EIC kalang-kabut.

Pasalnya, permintaan dari wilayah koloni terus menurun dan pasokan teh yang berada di gudang di London terus menumpuk.

Pada 1773, EIC hampir bangkrut karena terbebani besaran nilai kontrak yang harus dibayarkan kepada pemerintah sementara pendapatan mereka terus menurun akibat perang, kelaparan di Bengal, dan lesunya pasar di Eropa.

Tidak ingin dominasinya di Amerika disaingi oleh Belanda dan untuk menyelamatkan EIC, Parlemen Britania Raya kemudian mengeluarkan Tea Act pada 10 Mei 1773.

Ketentuan Tea Act

Berikut ini empat ketentuan yang diatur dalam undang-undang monopoli teh yang dikeluarkan oleh Parlemen Britania Raya.

  • EIC diberikan lisensi untuk mengekspor teh langsung ke Amerika Utara
  • EIC tidak lagi diharuskan untuk menjual tehnya di London Tea Auction
  • Cukai teh (dibebankan di Inggris) yang ditujukan untuk Amerika Utara
  • Pengepul yang menerima teh EIC diharuskan membayar uang jaminan setelah menerima teh

Dampak Tea Act

Banyak kolonis menentang Undang-Undang Teh, bukan karena ditujukan untuk menyelamatkan EIC, tetapi lebih karena tampaknya mengesahkan Pajak Townshend atas teh.

Pasalnya, pedagang yang selama ini bertindak sebagai perantara dalam mengimpor teh secara legal akan kehilangan bisnisnya.

Begitu pula dengan para penadah teh selundupan dari Belanda, yang akan kalah oleh harga EIC yang lebih rendah.

Para kolonis kemudian bergabung untuk menentang Tea Act, dengan menggunakan pajak dan status monopoli EIC sebagai alasan.

Di New York dan Philadelphia, massa yang menentang Undang-Undang Teh mulai memaksa kapal pengangkut teh untuk kembali ke Inggris.

Di Charleston, para kolonis meninggalkan teh di dermaga hingga membusuk.

Puncaknya adalah saat massa yang tergabung dalam Sons of Liberty memakai kostum suku Indian dan menyerang kapal-kapal Inggris di Pelabuhan Boston.

Mereka lantas membuang ratusan peti kayu yang berisi teh dari atas kapal sebagai aksi untuk menentang Tea Act.

Aksi yang dilakukan pada 16 Desember 1773 ini kemudian dikenal sebagai Boston Tea Party atau Pesta Teh Boston.

Peristiwa ini membuat ketegangan antara penduduk koloni di Amerika dengan Inggris terus meningkat.

Boston Tea Party kemudian memicu serangkaian perang kemerdekaan atau dikenal dengan Revolusi Amerika.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/07/01/090000679/tea-act-monopoli-teh-oleh-inggris-di-amerika

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke