Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Deklarasi Balibo: Latar Belakang, Isi, dan Tujuan

Deklarasi ini dilontarkan oleh Xavier Lopez da Cruz pada 30 November 1975 di Balibo, Timor Leste.

Latar belakang Deklarasi Balibo

Sejak abad ke-16, wilayah Timor Leste menjadi daerah koloni Portugis.

Peristiwa kudeta militer di Portugal oleh Jenderal Antonio de Spinola pada 1974 turut memengaruhi nasib Timor Timur.

Saat Presiden Spinola yang baru saja berkuasa melakukan dekolonialisasi bagi daerah-daerah jajahannya, Timor Timur mengalami kekosongan kekuasaan.

Ketika Gubernur Timor Timur memberi kebebasan politik kepada warganya, terbentuklah lima partai politik, antara lain:

  • Uniau Democratica Timorense (UDT)
  • Frente Revolutionaria de Timor Leste Independente (FRETILIN)
  • Associacao Populer Democratica Timorense (Apodeti)
  • Partai KliburOanTimor (KOTA)
  • Partidu Trabalista

Tiga partai di antaranya, yaitu UDT, FRETILIN, dan Apodeti mempunyai perbedaan prinsip tentang masa depan Timor Timur.

UDT yang dipimpin oleh Mario Viegas Carascalao menghendaki Timor Timur tetap berada di bawah kekuasaan Portugal.

FRETILIN yang dipimpin oleh Xavier de Amaral ingin membentuk negara merdeka, sementara Apodeti yang dipimpin oleh Arnaldo dos Reis Araujo ingin bergabung bersama Indonesia.

Akibatnya, terjadi perang saudara di Timor Timur yang dimulai di Kota Dili sejak Agustus 1975.

Dalam kurun waktu Agustus hingga November, FRETILIN yang sempat tersingkir dari Dili kabarnya melakukan pembantaian terhadap 60.000 penduduk yang kebanyakan bergabung dengan Apodeti.

Setelah berhasil menduduki Dili kembali, FRETILIN akhirnya mendeklarasikan kemerdekaan Republik Demokratik Timor Timur secara sepihak pada 28 November 1975.

Namun, deklarasi ini tidak mendapat dukungan dari masyarakat Timor Timur maupun dunia internasional.

Kelompok masyarakat Timor Timur yang terdiri atas UDT, Apodeti, KOTA, dan Trabalhista kemudian menyampaikan proklamasi tandingan di Balibo pada 30 November 1975.

Pernyataan yang kemudian dikenal sebagai Deklarasi Balibo ini menyatakan keinginan Timor Timur untuk berintegrasi dengan Republik Indonesia.

Tujuan Deklarasi Balibo

Tujuan Deklarasi Balibo adalah meminta Indonesia untuk menyerbu dan mengambil alih Timor Timur.

Deklarasi Balibo ini mendapat dukungan dari Amerika Serikat dan Australia, yang khawatir akan keberadaan FRETELIN yang didominasi oleh komunis.

Pada 7 Desember 1975, pasukan Indonesia datang ke Timor Timur.

Kemudian pada 17 Desember 1975, kelompok pro integrasi menyatakan berdirinya Pemerintah Sementara Timor Timur (PSTT) yang dipimpin oleh Arnaldo dos Reis Araujo dan Francisco Xavier dari Apodeti.

Setelah PSTT, dibentuk juga DPR di wilayah Timor Timur untuk menampung kehendak rakyat.

Dengan demikian, tuntutan Indonesia agar keinginan integrasi dilegalisasi terlebih dahulu dapat terpenuhi.

Deklarasi Balibo kemudian mendapatkan pengesahan dalam Undang-Undang No. 7 tahun 1976 dan kemudian dinyatakan sebagai hari integrasi atau lahirnya Timor Timur.

Referensi:

  • Pusat Data dan Analisa TEMPO. (2019). Kemerdekaan Timor Leste. Jakarta: Tempo Publishing.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/24/180000379/deklarasi-balibo-latar-belakang-isi-dan-tujuan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke