Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Raja-Raja Kerajaan Perlak

Kerajaan yang terletak di Aceh Timur ini disebut sebagai kerajaan Islam tertua di nusantara, bahkan Asia Tenggara.

Kendati demikian, banyak peneliti yang meragukannya karena kurangnya sumber-sumber sejarah Kerajaan Perlak.

Oleh karena itu, peneliti cenderung menyimpulkan Kesultanan Samudera Pasai sebagai kerajaan Islam pertama di nusantara karena mempunyai banyak bukti yang meyakinkan.

Kerajaan Perlak terkenal sebagai penghasil kayu Perlak, kayu berkualitas tinggi untuk bahan pembuatan kapal.

Hasil alamnya ini yang menarik para pedagang dari Gujarat, Arab, dan India untuk datang hingga membuat Kerajaan Perlak berkembang menjadi bandar niaga yang maju.

Kondisi ini juga mendorong perkawinan antara para saudagar muslim dengan penduduk setempat, yang akhirnya membuat Perlak menjadi pusat penyebaran Islam di nusantara.

Raja-raja Kesultanan Perlak

Sejak berdiri sampai bergabung dengan Kerajaan Samudera Pasai, terdapat 18 raja yang memerintah Kerajaan Perlak dengan gelar sultan.

Para sultan Kerajaan Perlak dapat dikelompokkan menjadi dua dinasti, yaitu Dinasti Sayid Maulana Abdul Azis Syah dan Dinasti Johan Berdaulat.

Berikut daftar sultan yang pernah memerintah Kerajaan Perlak.

Raja-raja Kesultanan Perlak yang terkenal

Sultan Alaiddin Sayid Maulana Abdul Azis Syah (840 – 864 M)

Sultan Alaiddin Sayid Maulana Abdul Azis Syah adalah raja pertama yang mendirikan Kerajaan Perlak pada 840 M.

Ia adalah putra dari Sayid Ali Al-Muktabar, orang arab beraliran Syiah, dengan Putri Tansyir Dewi.

Sultan Alaiddin Sayid Maulana Abdul Azis Syah mengubah nama ibu kota dari Bandar Perlak menjadi Bandar Khalifah.

Sultan Alaiddin Sayid Maulana Ali Mughayat Syah (915 – 918 M)

Pada masa pemerintahannya, aliran Sunni yang mulai masuk ke Perlak ketika dipimpin oleh Sultan Alaiddin Sayid Maulana Abbas Syah kembali memberontak.

Perebutan kekuasaan akhirnya dimenangkan pihak Sunni, sekaligus menandai keruntuhan Dinasti Sayid dan lahirnya Dinasti Johan Berdaulat.

Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Johan Berdaulat (956 – 983 M)

Saat Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Shah Johan Berdaulat memegang kekuasaa, terjadi lagi pergolakan selama kurang lebih empat tahun antara Syiah dan Sunni.

Pergolakan ini diakhiri dengan Perjanjian Alue Meuh yang membagi kerajaan menjadi dua bagian:

  • Perlak Baroh dengan wilayah di pesisir pantai diserahkan kepada Dinasti Sayid (Syiah)
  • Perlak Tunong dengan wilayah di pedalaman diserahkan kepada Dinasti Johan Berdaulat (Sunni)

Pada akhirnya, Islam Syiah tidak berkembang karena Perlak Baroh dihancurkan Sriwijaya.

Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin II Johan Berdaulat (1230– 1267 M)

Kerajaan Perlak mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin II.

Di bawah kekuasaannya, Kerajaan Perlak mengalami kemajuan pesat, terutama dalam bidang pendidikan Islam dan perluasan dakwah.

Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin II kemudian digantikan Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz, sultan terakhir Perlak.

Sebab setelah Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz wafat, Kerajaan Perlak disatukan dengan Kerajaan Samudera Pasai.

Referensi:

  • Amarseto, Binuko. (2017). Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia. Yogyakarta: Relasi Inti Media.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/01/170127379/raja-raja-kerajaan-perlak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke