Makin kohesif suatu kelompok, berarti kelompok tersebut memiliki kekuatan terhadap anggotanya.
Anggota yang merasa tertarik dengan kelompoknya akan lebih responsif, sehingga tidak saling bertentangan satu sama lain.
Menurut Carron, Widmeyer, dan Brawley, empat dimensi kohesivitas kelompok adalah:
Ketertarikan individu pada tugas kelompok adalah perasaan tertarik individu terhadap tugas dan tujuan kelompok.
Dalam kelompok, anggota cenderung nyaman untuk mencapai tujuan dan keberhasilan mereka. Contoh, siswa merasa bahwa kesuksesan kelompok lebih penting daripada keberhasilan pribadi.
Baca juga: Mengapa Kelompok Memiliki Emosi yang Bervariasi?
Ketertarikan individu pada kelompok merupakan bentuk perasaan dan penerimaan personal individu terhadap anggota lain.
Misal, siswa memiliki kedekatan erat dengan anggota kelompok. Saat hal itu terjadi, mereka akan mengadakan agenda rutin untuk berkumpul bersama.
Adalah persepsi individu mengenai kedekatan, ketertutupan, dan ikatan kelompok terhadap tujuan yang ingin diraih.
Anggota punya penilaian yang sama bahwa kegiatan kelompok dimaksudkan untuk mencapai tujuan bersama.
Contoh siswa bersama anggota kelompoknya berkomitmen bahwa mereka akan mengerjakan tugas bersama-sama.
Merupakan persepsi individu mengenai kedekatan dan ikatan kelompok secara keseluruhan sebagai unit sosial.
Dalam kelompok, anggota cenderung melihat bahwa kelompok merupakan sarana interaksi yang menumbuhkan kenyamanan.
Baca juga: Apa Saja Syarat Kelompok Sosial?
Contoh, siswa meluangkan waktu untuk berkumpul di luar jadwal kerja kelompok.
Menurut Forsyth, empat dimensi kohesivitas kelompok adalah:
Adalah dorongan individu untuk tetap berada dalam kelompoknya. Dorongan tersebut saling berhubungan, sehingga membentuk kesatuan kelompok.