KOMPAS.com – Retorika berkaitan erat dengan dialektika. Persamaan di antara keduanya adalah sama-sama berkaitan dengan pengetahuan umum banyak orang dan tidak termasuk ke dalam cabang ilmu tertentu.
Retorika adalah seni atau keterampilan dalam menggunakan bahasa dan argumentasi guna memtengaruhi audiens.
Retorika berarti seni berbicara atau ilmu berbicara. Dalam arti sempit, retorika dipahami sebagai konsep yang berhubungan dengan seni berkomunikasi lisan berdasarkan tata bahasa, logika, dan dialektika, supaya dapat mempersuasi publik dengan opini.
Retorika dalam artian luas berkaitan dengan diskursus komunikasi manusia.
Baca juga: Alasan Komunikasi Publik Sering Dikatakan Sebagai Komunikasi Retorika
Retorika adalah kemampuan menemukan alat-alat persuasi yang tersedia pada setiap keadaan yang dihadapi.
Berikut beberapa pengertian retorika menurut ahli, yaitu:
Plato mendefinisikan retorika sebagai seni untuk memenangkan jiwa para pendengar. Aristoteles juga mendefinisikan retorika sebagai kemampuan untuk mengemukakan suatu kasus tertentu secara menyeluruh melalui persuasi.
Cicero berpendapat bahwa retorika adalah seni berpidato dengan lima kiat, yaitu inventio, dispositio, elocutio, memoria, dan pronunciation. Pidato yang telah dirancang tersebut digunakan untuk mempersuasi para pendengar.
Corax seorang retorikus pertama yang melakukan studi retorika berpendapat bahwa retorika adalah kecakapan berpidato di depan umum.
D. Backet berpendapat bahwa retorika merupakan seni untuk memengaruhi pihak lain dengan tutur, yaitu bagaimana cara memanipulasi unsur-unsur tutur beserta respon pendengar.
Bishop Whatley berpendapat bahwa retorika yaitu bagian dari ilmu bahasa atau seni yang mengajarkan kaidah pemakaian bahasa dengan efektif.
Baca juga: Ethos, Logos, dan Pathos dalam Teori Retorika Aristoteles
Beberapa contoh retorika dari tokoh yang terkenal dalam sejarah, sebagai berikut:
Martin Luther King Jr. menggunakan retorika yang kuat dalam pidato legendarisnya, sehingga ia mampu mempengaruh pendengarnya.
Pidato tersebut berisikan berbagai perumpamaan dan metafora untuk menggambarkan visi persatuan, kesetaraan, dan keadilan.
Dengan gaya bahasa yang emosional dan berdaya ungkap yang kuat, Martin Luther King Jr. dapat menginspirasi jutaan orang dan membagikan semangat perubahan.
Winston Churchill adalah seorang ahli retorika dengan berbagai pengalaman. Dalam pidato We Shall Fight on the Beaches, Winston Churchill memakai gaya bahasa yang puitis dan menggambarkan semangat melawan musuh dengan kata-kata yang penuh rasa semangat.
Melalui retorika yang kuat, Winston Churchill dapat memotivasi rakyat dan meningkatkan semangat perlawanan pada masa perang.
Baca juga: 5 Hal yang ditimbulkan dari Komunikasi Efektif
Referensi: