KOMPAS.com - Sosialisasi adalah proses belajar individu dalam kelompok sosialnya. Proses ini dimulai sejak lahir dan terus berlangsung sepanjang hidup.
Faktanya, tak semua proses sosialisasi berjalan sempurna. Ada beberapa proses yang mengalami hambatan, bahkan tidak sempurna.
Menurut Astri Sulistiani dalam buku Konsep Penanggulangan Perilaku Menyimpang Siswa (2021), proses sosialisasi yang tidak sempurna disebabkan oleh lemahnya penyerapan nilai dan norma.
Individu yang salah atau kurang memahami nilai dan norma sosial akan mengalami proses sosialisasi yang tidak sempurna.
Misal, sejak kecil, anak tidak dididik untuk menaati peraturan. Bahkan ia sering melihat orangtuanya melanggar peraturan.
Ketika dewasa, anak itu akan mengalami proses sosialisasi yang tidak sempurna. Karena ia memandang bahwa aturan itu ada untuk dilanggar.
Baca juga: 3 Metode dalam Memengaruhi Sosialisasi
Apabila proses sosialisasi tidak berjalan sempurna, akan timbul perilaku menyimpang.
Dilansir dari buku Psikologi Olahraga: Pengembangan Diri dan Prestasi (2021) oleh Dian Permana dan Arif Fajar, berikut pengertian perialku menyimpang:
"Perilaku menyimpang adalah tindakan atau perilaku yang bertentangan dengan nilai kesusilaan atau kepatutan).
Bisa juga diartikan bahwa perilaku menyimpang adalah perilaku masyarakat yang dianggap tidak sesuai dengan kebiasaan, aturan, dan norma yang berlaku.
Selain karena kurangnya penyerapan nilai dan norma, proses sosialisasi yang tidak sempurna disebabkan oleh ketidaksepadanan pesan yang disampaikan antarindividu.
Akibatnya, proses sosialisasi menjadi tidak sempurna, dan justru menimbulkan masalah sosial, seperti pembunuhan dan perkelahian.
Baca juga: 4 Jenis Agen Sosialisasi
Kesimpulannya, proses sosialisasi tidak sempurna disebabkan oleh:
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.