KOMPAS.com - Gerhana adalah serangkaian peristiwa tertutupnya sebuah objek dikarenakan adanya benda atau obyek yang melintas di depannya.
Fenomena gerhana memang sudah bukan hal yang asing lagi bagi masyarakat Indonesia, salah satunya yaitu fenomena gerhana Bulan.
Dilansir dari situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gerhana Bulan adalah peristiwa cahaya Matahari yang tidak semuanya sampai ke bulan akibat terhalang oleh Bumi.
Gerhana Bulan terjadi akibat adanya pergerakan Bulan yang melintasi bayangan inti Bumi, sehingga cahaya Bulan yang merupakan cahaya pantulan Matahari tidak dapat terlihat dari Bumi.
Keadaan tersebut membuat sinar Matahari tidak dapat menerobos ke Bulan karena terhalang Bumi, sehingga Bulan tidak dapat memantulkan sinar Matahari ke Bumi.
Gerhana Bulan biasanya berlangsung lebih lama dibanding gerhana matahari, serta dapat dilihat dari sisi bagian bumi mana saja.
Baca juga: Gerhana Bulan dan Matahari: Pengertian, Jenis, dan Proses Terjadinya
Proses terjadinya gerhana Bulan tidak luput dari pergerakan Matahari, Bumi dan Bulan, khususnya revolusi antara Bumi dan Bulan.
Gerhana Bulan terjadi ketika kedudukan Bulan, Bumi, dan Matahari membentuk suatu garis lurus. Oleh karena itu, gerhana bulan hanya dapat terjadi pada malam hari ketika bulan purnama.
Adapun proses terjadinya gerhana bulan berdasarkan jenisnya, sebagai berikut:
Gerhana bulan total terjadi ketika posisi Bulan berada pada umbra Bumi, sehingga bulan tertutup sepenuhnya oleh bayangan Bumi.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.