Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Thomas Alva Edison, Sang Penemu Bola Lampu

Kompas.com - 21/07/2023, 20:15 WIB
Retia Kartika Dewi,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

Pada usia 12 tahun, ia sudah bekerja sebagai pedagang asongan yang menjajakan barangnya di kereta api.

Sebagian dari uang hasil jualannya diberikan Edison kepada orangtuanya dan sisanya ia masukkan ke tabungan.

Sembari terus belajar dan bekerja, Edison kerap melakukan eksperimen sederhana di waktu-waktu luangnya.

Baca juga: Biografi James Prescott Joule, Penemu Rumus Hukum Kekekalan Energi

Temuan lampu

Dilansir dari buku Thomas Alva Edison (2007) oleh Nney Anggraeni, Thomas Alva Edison menemukan lampu pada tahun 1879.

Dua tahun setelahnya, bola lampu Edison dipasarkan.

Bola lampu masa itu cahayanya tidak secerah bola lampu moden.

Tapi penemuan tersebut merupakan kemajuan besar di dunia kelistrikan.

Bola lampu tersebut menggunakan filamen yang terbuat dari karbon tipis yang punya tahanan tinggi. Filamen akan menjadi panas dan mengeluarkan cahaya putih.

Jadi, listrik diubah menjadi panas pada filamen.

Baca juga: Biografi Edwin Hubble, Penemu Hukum Hubble

Untuk mengatasi agar filamen tidak terbakar maka bola lampu dibuat hampa udara melalui tonjolan kecil di ujung lampu.

Filamen yang berpijar dan menyatu dengan udara menyebabkan filamen terbakar.

Karena itu tonjolan kecil di bola lampu pada masa it berfungsi untuk membuat lampu menjadi hampa udara.

Jadi, bola lampu Edison terdiri dari kawat yang disambungkan listrik untuk membawa listrik dari atau ke filamen.

Filamen karbon yang terbuat dari bambu mengeluarkan cahaya pijar.

Tonjolan kecil di ujung lampu berfungsi untuk mengeluarkan udara, sehingga di sekitar filamen terjadi hampa udara.

Baca juga: Sosok Thomas Alva Edison, Penemu Lampu Pijar 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com