Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Metode Pengukuran Mikroba di Dalam Tanah

Kompas.com - 22/06/2023, 15:30 WIB
Desi Selvia Ningrum,
Silmi Nurul Utami

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada berbagai metode yang dikembangkan untuk mengukur kelimpahan (biomassa) dan aktivitas mikroba di dalam tanah. 

Metode-metode tersebut meliputi metode pengukuran langsung dan metode pengukuran secara tidak langsung.

Berikut penjelasannya mengenai metode pengukuran langsung dan metode pengukuran secara tidak langsung!

Baca juga: Macam-macam Mikroba dalam Kompos

Metode pengukuran secara langsung

Teknik kultur merupakan metode klasik yang digunakan untuk menghitung secara langsung jumlah koloni yang berkecambah pada media.

Awalnya dikembangkan dua teknik kultur untuk menghitung kelimpahan mikroba tanah, yaitu teknik perhitungan menggunakan cawan (plate count) dan teknik perhitungan MPN (the most probable number).

Metode kultur lain yang juga telah dikembangkan adalah teknik community level physiologal profiles (CLPPs). 

Baca juga: Kombucha: Pengertian dan Mikroorganisme Pembuatannya

Teknik CLPPs dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan informasi yang diperoleh dari teknik cawan ataupun MPN. 

Teknik CLPPs digunakan mengukur kelimpahan pada level komunitas dan aktivitas mikroba tanah (bakteri dan cendawan) menggunakan substrat karbon (substrat-C).

Keuntungan metode kultur ini adalah waktu analisis yang singkat, biaya analisisnya tidak mahal, serta langsung dapat memperoleh informasi hasil analisis.

Namun, metode kultur ini memiliki keterbatasan, di mana hanya sekitar 196 dari mikroorganisme tanah yang dapat dikultur.

Baca juga: Peran Mikroorganisme Tanah

Metode pengukuran secara tidak langsung

Metode pengukuran secara tidak langsung, yaitu metode kimiawi, metode fisiologis, dan metode cotton strip assay.

Metode kimiawi 

Teknik fumigasi ekstraksi digunakan untuk mengukur biomassa atau berat mikroba tanah.

Mikroba tanah dimatikan lewat fumigasi dengan melepaskan senyawa-senyawa kloroform dan nitrogen. 

Senyawa-senyawa tersebut kemudian bereaksi dengan reaksi kimia bernama ninhidrin untuk memberikan reaksi warna.

Perubahan warna tersebut kemudian diukur menggunakan spektrofotometer.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kethoprak sebagai Drama Tradisional dan Modern

Kethoprak sebagai Drama Tradisional dan Modern

Skola
Cara Mengapresiasi Pementasan Drama Jawa

Cara Mengapresiasi Pementasan Drama Jawa

Skola
10 Jenis Drama Jawa

10 Jenis Drama Jawa

Skola
Pentingnya Tata Iringan dan Tata Suara Drama Jawa

Pentingnya Tata Iringan dan Tata Suara Drama Jawa

Skola
Istilah 'Sandiwara' dalam Bahasa Jawa

Istilah 'Sandiwara' dalam Bahasa Jawa

Skola
Teks Anekdot Bahasa Jawa: Pengertian, Struktur dan Contoh

Teks Anekdot Bahasa Jawa: Pengertian, Struktur dan Contoh

Skola
Fungsi Keprakan dan Dhodhogan pada Pergelaran Wayang Golek

Fungsi Keprakan dan Dhodhogan pada Pergelaran Wayang Golek

Skola
Deiksis Bahasa Jawa: Pengertian dan Contoh

Deiksis Bahasa Jawa: Pengertian dan Contoh

Skola
Kata Bahasa Jawa yang Sering Digunakan

Kata Bahasa Jawa yang Sering Digunakan

Skola
Rancu Pikir dalam Bahasa Jawa

Rancu Pikir dalam Bahasa Jawa

Skola
Bentuk Pronomina Persona dalam Bahasa Jawa

Bentuk Pronomina Persona dalam Bahasa Jawa

Skola
Kata Ganti Orang Kedua Tunggal Bahasa Jawa

Kata Ganti Orang Kedua Tunggal Bahasa Jawa

Skola
Makna Filosofis Wayang Kulit sebagai Media Dakwah

Makna Filosofis Wayang Kulit sebagai Media Dakwah

Skola
Organel Sel yang Dimiliki Paramecium sp

Organel Sel yang Dimiliki Paramecium sp

Skola
Sifat Bayangan yang Terbentuk pada Kamera

Sifat Bayangan yang Terbentuk pada Kamera

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com