KOMPAS.com - Unsur golongan logam transisi periode 4 terdiri dari skandium (Sc), titanium (Ti), vanadium (V), Krom (Cr), mangan (Mg), besi (Fe), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), seng (Zn)
Unsur-unsur transisi semuanya adalah logam, sehingga sering disebut logam transisi. Atom-atom dalam unsur logam transisi terikat satu sama lain oleh ikatan logam.
Ikatan logam ini bersifat kuat karena melibatkan elektron-elektron di subkulit 4s dan sebagian elektron di subkulit 3d.
Unsur golongan logam transisi periode 4 memiliki beberapa sifat yang membedakan unsur tersebut dengan unsur lainnya.
Apa saja unsur golongan transisi periode 4? Berikut penjelasannya:
Semua unsur transisi mempunyai sifat logam. Hal ini terjadi karena unsur transisi memiliki lebih banyak elektron tidak berpasangan. Elektron tersebut bergerak pada kisi kristalnya sehingga dapat membentuk ikatan logam yang sangat kuat.
Baca juga: Unsur Golongan IVA: Sifat dan Kegunaanya
Akibatnya, sifat kekerasan dan kerapatan unsur-unsur transisi menjadi lebih tinggi, jari-jari atomnya lebih kecil, dan mempunyai titik leleh dan titik didih lebih tinggi.
Selain itu, unsur-unsur transisi merupakan penghantar listrik yang lebih baik dibandingkan logam golongan utama.
Unsur transisi mempunyai beberapa bilangan oksidasi. Unsur-unsur transisi periode empat bersifat elektropositif (mudah melepaskan elektron) sehingga bilangan oksidasinya bertanda positif. Bilangan oksidasi maksimum yang dicapai suatu unsur transisi menyatakan jumlah elektron pada subkulit 3d dan 4s.
Senyawa yang dibentuk dari ion-ion logam transisi sebagian besar berwana. Warna ini disebabkan oleh tingkat energi elektron pada unsur-unsur transisi hampir sama. Oleh karena itu elektron-elektron dapat bergerak ke tingkat yang lebih tinggi dengan mengabsorpsi sinar tampak.
Berdasarkan sifat magnetiknya, unsur-unsur transisi pada periode empat dikelompokkan menjadi diamagnetik, paramagnetik, dan teromagnetik.
Diamagnetik yaitu unsur transisi yang menolak medan magnet. Sifat ini dimiliki oleh unsur transisi yang seluruh elektron pada orbitalnya telah berpasangan
Paramagnetik yaitu unsur transisi yang sedikit dapat ditarik medan magnet. Sifat ini dimiliki oleh unsur transisi yang memiliki elektron tidak berpasangan pada orbitainya. Sebagian besar unsur transisi periode empat bersifat paramagnetik
Feromagnetik yaitu unsur transisi yang dapat ditarik dengan sangat kuat oleh medan magnet. Semakin banyak elektron dan unsur transisi yang tidak berpasangan pada orbitalnya mengakibatkan unsur tersebut bersifat feromagnetik.
Ion kompleks adalah ion yang terdiri atas atom pusat dan ligan. Biasanya atom pusat merupakan logam transisi yang bersifat elektropositif dan dapat menyediakan orbital kosong sebagai tempat masuknya ligan.
Contoh:
Salah satu sifat penting unsur transisi dan senyawanya adalah kemampuan untuk menjadi katalis-katalis reaksi-reaksi dalam tubuh. Di dalam tubuh, terdapat enzim sitokrom oksidase yang berperan dalam mengoksidasi makanan. Enzim ini dapat bekerja apabila terdapat ion Cu2.
Baca juga: Unsur Golongan IIA (Alkali Tanah): Sifat dan Kegunaanya
Referensi: