Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Upacara Perkawinan Adat Jawa

Kompas.com - 19/01/2023, 21:00 WIB
Serafica Gischa

Editor

Prosesi midodareni diselenggarakan di rumah calon pengantin wanita. Biasanya pada malam midodareni, pengantin wanita mendapat nasihat-nasihat dari orangtua, teman, dan keluarga.

  • Paningset atau srah-srahan

Paningset atau srah-srahan berasal dari kata singset yang berarti ikatan. Keluarga pengantin laki-laki datang ke rumah keluarga pengantin wanita sambil membawa hadiah atau hantaran dan beramah tamah.

Hantaran ini diberikan kepada pengantin wanita sebagai tanda keluarga laki-laki menyetujui pernikahan tersebut. Kedua keluarga tersebut akan menjadi satu.

  • Upacara Ijab

Upacara ijab merupakan syarat yang paling penting dalam mengesahkan pernikahan. Pelaksanaan ijab disesuaikan dengan ajaran agama yang dianut oleh kedua mempelai.

Upacara ijab pada intinya adalah orangtua pengantin wanita menikahkan anaknya kepada pengantin laki-laki. 

Setelah itu, pengantin laki-laki akan menerima nikahnya pengantin wanita yang disertai dengan penyerahan mas kawin bagi pengantin wanita.

Pelaksanaan ijab ini disaksikan oleh penghulu atau pejabat pemerintah yang akan mencatat pernikahan mereka. Setelah disetujui oleh wali dan saksi, pernikahan tersebut sah oleh agama dan akan dicatat oleh pejabat pemerintah yang bersangkutan.

Baca juga: Mengenal Kebudayaan Suku Jawa 

  • Upacara Panggih

Panggih atau temu berarti pengantin laki-laki dan pengantin wanita dipertemukan di pelaminan. Selama upacara panggih, kembang Mayang dibawa keluar rumah dan diletakkan di persimpangan dekat rumah. 

Hal ini bertujuan mengusir roh-roh jahat. Setelah dipertemukan, kedua pengantin melakukan beberapa tahapan dalam prosesi pernikahan secara adat Jawa yang dipimpin oleh pemaes.

  • Balangan Suruh

Upacara Balangan suruh dilakukan oleh kedua pengantin. Mereka berdiri dengan jarak sejauh 3 meter dan pemaes memberikan gulungan suruh.

Kedua pengantin melemparkan seikat daun sirih dengan jeruk di dalamnya bersama dengan benang putih. Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, daun sirih dapat menolak dari berbagai gangguan buruk.

Dengan melempar daun sirih satu sama lain, kedua pengantin membuktikan bahwa mereka benar-benar manusia sejati, bukan setan, jin, atau orang lain yang menganggap dirinya sebagai pengantin wanita atau pengantin laki-laki. Balangan suruh juga melambangkan cinta kasih dan kesetiaan.

  • Wiji Dadi

Dalam proses biji dadi, pengantin laki-laki akan menginjak telur ayam dengan kaki kanan hingga pecah. Kemudian pengantin perempuan akan membersihkan kaki suaminya tersebut menggunakan air yang telah dicampur dengan bermacam-macam bunga. 

Biji tadi melambangkan pengantin laki-laki siap menjadi seorang suami dan ayah yang bertanggung jawab terhadap keluarganya. Selain itu, pengantin wanita akan setia melayani suaminya.

Baca juga: Unggah-Ungguh Bahasa Jawa

  • Upacara Sindur Binayang

Ayah pengantin wanita akan mengantar pasangan pengantin ke kursi pelaminan. Mereka akan berjalan secara perlahan-lahan. Ayah berada di depan pasangan pengantin, sementara ibu pengantin wanita berada di belakang pasangan pengantin. 

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com