Alur tunggal biasanya hanya mengembangkan sebuah cerita dengan menampilkan seorang tokoh utama saja. Ceritanya pun hanya mengikuti perjalanan hidup sang tokoh utama, lengkap dengan konflik dan penyelesaiannya.
Biasanya, plot ini terdapat dalam biografi atau novel biografis. Meskipun fokus dalam alur ini hanya pada sang tokoh utama, tentu saja tetap ada tokoh lain yang memiliki bahkan menyebabkan adanya konflik, tetapi tokoh utama tetap lebih dominan.
Alur tunggal ini sering digunakan jika pengarang hendak memfokuskan seorang tokoh tertentu sebagai dominan atau pahlawan dalam keseluruhan ceritanya.
Baca juga: Alur Cerita: Tahapan dan Jenisnya
Alur paralel disebut juga dengan alur sub-subplot. Dalam sebuah karya sastra, wajar saja apabila terdapat lebih dari satu alur cerita atau dapat juga terdapat lebih dari tokoh yang hendak dikisahkan perjalanan hidup, permasalahan, dan konflik yang dihadapinya.
Struktur dalam alur paralel ini biasanya berupa satu alur utama (main plot) dan alur tambahan (sub-subplot). Apabila dilihat dari segi peran cerita secara keseluruhan, maka alur utama kan berperan lebih penting dari alur tambahan.
Berdasarkan kepadatannya, alur terbagi menjadi dua yakni alur padat dan alur longgar. Penjelasannya berikut:
Alur padat adalah alur yang disajikan secara cepat. Maksudnya, peristiwa-peristiwa dalam cerita yang terjadi secara cepat dan hubungan antar peristiwa pun juga terjalin secara erat.
Seolah-olah, antar peristiwa satu dengan yang lainnya tidak dapat dihilangkan karena berhubungan satu sama lain.
Apabila satu peristiwa saja dihilangkan, maka pembaca akan merasa kebingungan dan menjadi kurang paham akan keseluruhan ceritanya.
Karya sastra yang menggunakan alur padat ini biasanya malah tidak dapat “mengendurkan” ketegangan pembaca untuk mengikuti bagian awal hingga akhir. Contoh novel alur padat yakni:
Baca juga: Pengertian Alur Cerita dan Tahapannya
Alur longgar adalah ketika alur cerita yang terdapat dalam sebuah karya sastra memiliki pergantian peristiwa demi peristiwa yang berlangsung secara lambat dan hubungan antar peristiwa pun juga tidak begitu erat.
Bahkan tak jarang, antara peristiwa penting, sering disisipi adanya peristiwa tambahan untuk memperlambat cerita. Terkadang, itulah yang membuat novel menjadi tebal halamannya
Contoh novel Indonesia yang menggunakan alur longgar ini adalah:
Maksud dari klasifikasi ini adalah isi masalah yang diceritakan dalam karya sastra secara keseluruhan. Alur berdasarkan isinya terbagi menjadi tiga, yaitu:
Alur peruntungan ini biasanya terdapat cerita yang mengungkapkan nasib atau peruntungan dari sang tokoh utama dalam suatu karya fiksi. Dalam alur peruntungan ini dapat dibedakan menjadi beberapa hal, yakni: