Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kebudayaan Suku Anak Dalam

Kompas.com - 07/10/2022, 08:00 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri

Editor

Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah suku bangsa terbanyak. Diperkirakan ada lebih dari 1.340 suku bangsa di Tanah Air.

Suku bangsa tersebut tersebar secara merata di berbagai wilayah Indonesia. Salah satu contohnya, suku Anak dalam di Pulau Sumatera.

Suku Anak Dalam merupakan suku asli sekaligus minoritas di Pulau Sumatera, tepatnya Jambi dan Sumatera Selatan.

Beberapa sebutan untuk suku ini, antara lain Suku Kubu, Orang Rimba, atau Orang Ulu. Mereka mayoritas hidup di Jambi, dengan populasi sekitar 200 ribu orang.

Suku anak dalam sering disebut suku kubu. Karena mereka sering menyebut dirinya sebagai orang rimba yang tinggal dalam hutan Taman Nasional Bukit 12 dan Taman Nasional Bukit 30 di Kabupaten Bungo, Tebo, Sarolangun dan Batanghari.

Menurut tradisi lisan tersebut, nenek moyang suku ini berasal dari Maalau Sesat. Mereka melakukan pelarian ke hutan rimba di Air Hitam, Taman Nasional Bukit 12.

Orang Maalau Sesat yang lari tersebut kemudian disebut Moyang Segayo.

Baca juga: Mengenal Kebudayaan Suku Aborigin

Meski begitu, ada juga yang berpendapat bahwa orang Anak Dalam berasal dari Pagaruyung yang mengungsi ke Jambi.

Pendapat ini diperkuat dengan kesamaan bahasa dan tradisi antara Suku Anak Dalam dengan Minangkabau. Contohnya sistem kekerabatan matrilineal yang ternyata juga digunakan oleh suku ini.

Berikut beberapa kebudayaan yang dimiliki suku anak dalam:

Kebudayaan suku anak dalam

Suku Kubu atau Suku Anak Dalam pada 1930-an.Wikipedia.org Suku Kubu atau Suku Anak Dalam pada 1930-an.

Dikutip dari jurnal Pengungkapan Budaya Suku Anak Dalam melalui Kosakata Bahasa Baku (2014) karya Emitati, aktivitas sosial dan budaya suku anak dalam dipengaruhi kepercayaan juga lingkungan tempat tinggalnya.

Misal, masyarakat yang memiliki kepercayaan animisme, akan melakukan aktivitas sosial dan budaya sesuai kepercayaannya tersebut.

Karena masyarakatnya banyak yang menganut dinamisme dan animisme, mereka menyesuaikan kehidupan, struktur sosial, hukum adat, serta mitosnya sesuai kepercayaan yang dianut.

Inilah yang menyebabkan perbedaan kebudayaan suku anak dalam dengan masyarakat Jambi pada umumnya.

Baca juga: Suku-suku yang Mendiami Provinsi Jambi

Kebiasaan suku anak dalam

Suku anak dalam menyebut diri mereka sebagai orang rimba, yakni masyarakat yang tinggal dan menggantungkan hidupnya pada sumber daya hutan.

Orang rimba juga tinggal secara nomaden (berpindah-pindah), serta menggantungkan kebutuhan makanannya dengan berburu dan mencari buah-buahan di hutan.

Masyarakat suku anak dalam terbagi menjadi beberapa kelompok kecil yang dipimpin oleh seorang tumenggung (pemimpin).

Sayangnya, kondisi orang rimba saat ini cukup terdesak dengan makin banyaknya kawasan hutan yang dikuasai penduduk desa.

Dalam perkembangannya saat ini, suku anak dalam juga sudah mulai mengenal kegiatan bercocok tanam.

Kepercayaan suku anak dalam

Suku anak dalam yang dikenal sebagai orang rimba, memiliki kepercayaan animisme, yakni kepercayaan adanya roh dalam tiap kehidupan manusia.

Baca juga: Bentuk-bentuk Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia

Kepercayaan tersebut sama dengan kebudayaan Suku Minangkabau yang merupakan tetangga suku ini.

Masyarakat suku anak dalam percaya bahwa jika ingin selamat dalam kehidupan dunia ini, tiap aktivitas yang dilakukan harus menghormati para roh yang terletak di hampir semua tempat.

Meski pada awalnya masyarakat suku ini memercayai animisme, banyak dari mereka yang  memeluk agama Islam dan kristen.

Kesederhanaan suku anak dalam

Masyarakat suku ini dikenal dengan kebiasaan hidup terisolasi dari dunia luar. Karena kondisi ini, akibatnya kebudayaan dan peradaban suku anak dalam memiliki tingkat yang sangat rendah dibanding suku lainnya.

Ini menjadikan mereka hidup dengan penuh kesederhanaan. Tecermin dari berbagai macam peralatan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya alat bercocok tanam, alat berkebun, alat rumah tangga, hingga pakaian yang mereka kenakan.

Baca juga: Suku yang Berasal dari Kalimantan Barat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com