Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proses Siklus Air dan Hambatannya

Kompas.com - 15/08/2022, 14:00 WIB
Serafica Gischa

Editor

Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Manusia selalu membutuhkan air dalam kehidupan sehari-hari. Kegunaan air antara lain untuk keperluan rumah tangga, pertanian, industri, dan untuk pembangkit listrik. Begitu besarnya kebutuhan manusia akan air.

Mengapa air selalu tersedia di bumi? Air selalu tersedia di bumi karena air mengalami siklus. Siklus air atau disebut siklus hidrologi adalah sirkulasi (perputaran) air secara terus menerus dari bumi ke atmosfer, lalu kembali ke bumi.

Proses siklus air 

Siklus air ini terjadi melalui proses penguapan, pengendapan, dan pengembunan. Proses siklus air dikenal dengan evaporasi, transpirasi, kondensasi, presipitasi, dan infiltrasi.

Berikut penjelasannya: 

Evaporasi

Evaporasi merupakan proses penguapan air yang ada di permukaan bumi seperti air laut, sungai, danau, rawa, sumur, dan sebagainya menuju ke atmosfer. Penguapan ini terjadi akibat adanya pemanasan dari sinar matahari.

Pada proses ini air akan berubah menjadi uap air atau gas selanjutnya akan naik hingga pada ketinggian tertentu di atmosfer.

Baca juga: Klasifikasi Rawa Berdasarkan Jenis Air, Lokasi, dan Vegetasinya

Transpirasi

Transpirasi adalah penguapan air yang terjadi pada tumbuhan. Berbeda dengan evaporasi, proses transpirasi merupakan pelepasan molekul air sebagai hasil metabolisme dari tumbuh-tumbuhan.

Kondensasi

Pada tahapan ini terjadi perubahan uap air di atmosfer menjadi partikel es yang sangat kecil di suhu yang rendah. Partikel es tersebut saling mendekat satu sama lain sehingga akan menggumpal dan menjadi awan.

Kemudian awan akan berpindah ke tempat yang lebih tinggi karena terbawa angin. Semakin tinggi suatu tempat, maka suhunya akan semakin rendah.

Akibat perubahan suhu dan awan sudah mengandung banyak uap air, maka kumpulan uap air tersebut akan mengalami pengembunan yang membentuk titik-titik air.

Kemudian awan akan berubah menghitam atau mendung yang siap turun sebagai hujan ketika mencapai titik jenuh.

Presipitasi

Proses ini terjadi saat terlalu banyak air yang mengalami kondensasi sehingga air di awan akan menjadi besar dan berat untuk menahan di udara. Hal ini menyebabkan turunnya hujan, salju, atau hujan es.

Presipitasi terjadi akibat pendinginan dan penambahan uap air, sehingga air yang membentuk awan mencapai titik jenuh. Semakin banyak uap air yang terbentuk, maka tetesan air hujan yang turun akan semakin banyak.

Tidak hanya berbentuk hujan, air juga akan turun dalam bentuk salju. Pada saat suhu berada di bawah titik beku (0°C), uap air akan terkondensasi menjadi es yang padat tanpa melalui tahap cair.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com